Teknologi pencetakan 3D telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan dua metode utama yang sering digunakan adalah Fused Deposition Modeling (FDM) dan Resin 3D Printing. Kedua teknologi ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi proses pencetakan maupun hasil akhirnya. Berikut adalah perbandingan antara mesin FDM dan resin dalam konteks pencetakan 3D:
Mesin FDM (Fused Deposition Modeling) atau 3D printer filament merupakan mesin cetak 3D menggunakan bahan plastik yang dilelehkan dan didepositkan lapis demi lapis untuk membuat objek, biasanya digunakan untuk mencetak objek yang lebih besar dan tahan lama. Mesin cetak FDM cenderung lebih lambat dibanding dengan mesin Resin, karena setiap lapisanya harus diekstruksi secara fisik dan mengeras sebelum ditambahkan lapisan berikutnya. Namun kecepatanya dapat bervariasi tergantung dari tingkat komplektifitas objek yang dicetak
Mesin FDM mendukung berbagai jenis filament termoplastik seperti PLA, ABS, PETG, dan lainnya. Filament ini tersedia dalam berbagai warna dan kekuatan, membuatnya lebih fleksibel untuk berbagai aplikasi dari prototipe hingga produk akhir
Gambar 1, Objek hasil cetak mesin FDM
Mesin Resin 3D atau SLA (Stereolightography) merupakan mesin yang menggunakan teknologi sinar Ultraviolet yang ditembakan ke bak berisi resin atau cairan Polimer yang diatur menjadi bentuk solid, biasanya digunakan untuk objek yang permukaanya halus dan membutuhkan detail yang tinggi
Resin 3D printing biasanya lebih cepat dalam mencetak objek dengan detail tinggi karena proses pengerasan resin cair melalui sinar UV berjalan begitu cepat. Hal ini membuat resin printing lebih cocok untuk Objek yang memerlukan detail halus dan presisi yang tinggi.
Mesin Resin 3D printing menghasilkan objek dengan permukaan yang halus dan detail yang sangat halus. Kualitas cetakan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan FDM, membuatnya ideal untuk pencetakan model atau prototipe yang memerlukan akurasi dan kehalusan tingkat tinggi. namun meskipun hasil cetak lebih detail dan permukaan yang mulus, resin cenderung lebih mahal dan pilihan maerialnya tidak sebanyak filament plastik. Penggunaan resin photopolymer memerlukan perhatian khusus terhadap keamanan, karena beberapa jenis resin dapat mengandung bahan kimia berbahaya. Penanganan dan pemrosesan resin harus dilakukan dengan ventilasi yang baik dan prosedur keselamatan yang tepat
Gambar 2. Objek hasil cetak mesin Resin 3D / SLA
Mesin FDM dan resin 3D printing masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung pada kebutuhan aplikasi tertentu. FDM lebih fleksibel dalam hal pilihan bahan. Pemilihan teknologi tergantung pada kebutuhan spesifik kita untuk akurasi, kecepatan, dan jenis bahan yang dibutuhkan dalam pencetakan 3D. Mesin FDM cocok untuk proyek dengan biaya lebh rendah dan cetakan yang lebih besar,sementara resin printing lebih ideal untuk mencetak objek yang memerlukan permukaan yang halus dan detail yang tinggi. kedua mesin ini memiliki peran penting dalam teknologi cetak 3D.