3D Printing

Perbedaan mesin FDM & Resin

Teknologi pencetakan 3D telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan dua metode utama yang sering digunakan adalah Fused Deposition Modeling (FDM) dan Resin 3D Printing. Kedua teknologi ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari segi proses pencetakan maupun hasil akhirnya. Berikut adalah perbandingan antara mesin FDM dan resin dalam konteks pencetakan 3D:

Mesin FDM (Fused Deposition Modeling) atau 3D printer filament merupakan mesin cetak 3D menggunakan bahan plastik yang dilelehkan dan didepositkan lapis demi lapis untuk membuat objek, biasanya digunakan untuk mencetak objek yang lebih besar dan tahan lama. Mesin cetak FDM cenderung lebih lambat dibanding dengan mesin Resin, karena setiap lapisanya harus diekstruksi secara fisik dan mengeras sebelum ditambahkan lapisan berikutnya. Namun kecepatanya dapat bervariasi tergantung dari tingkat komplektifitas objek yang dicetak

Mesin FDM mendukung berbagai jenis filament termoplastik seperti PLA, ABS, PETG, dan lainnya. Filament ini tersedia dalam berbagai warna dan kekuatan, membuatnya lebih fleksibel untuk berbagai aplikasi dari prototipe hingga produk akhir

Gambar 1, Objek hasil cetak mesin FDM

Mesin Resin 3D atau SLA (Stereolightography) merupakan mesin yang menggunakan teknologi sinar Ultraviolet yang ditembakan ke bak berisi resin atau cairan Polimer yang diatur menjadi bentuk solid, biasanya digunakan untuk objek yang permukaanya halus dan membutuhkan detail yang tinggi

Resin 3D printing biasanya lebih cepat dalam mencetak objek dengan detail tinggi karena proses pengerasan resin cair melalui sinar UV berjalan begitu cepat. Hal ini membuat resin printing lebih cocok untuk Objek yang memerlukan detail halus dan presisi yang tinggi.

Mesin Resin 3D printing menghasilkan objek dengan permukaan yang halus dan detail yang sangat halus. Kualitas cetakan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan FDM, membuatnya ideal untuk pencetakan model atau prototipe yang memerlukan akurasi dan kehalusan tingkat tinggi. namun meskipun hasil cetak lebih detail dan permukaan yang mulus, resin cenderung lebih mahal dan pilihan maerialnya tidak sebanyak filament plastik. Penggunaan resin photopolymer memerlukan perhatian khusus terhadap keamanan, karena beberapa jenis resin dapat mengandung bahan kimia berbahaya. Penanganan dan pemrosesan resin harus dilakukan dengan ventilasi yang baik dan prosedur keselamatan yang tepat

Gambar 2. Objek hasil cetak mesin Resin 3D / SLA

Mesin FDM dan resin 3D printing masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung pada kebutuhan aplikasi tertentu. FDM lebih fleksibel dalam hal pilihan bahan. Pemilihan teknologi tergantung pada kebutuhan spesifik kita untuk akurasi, kecepatan, dan jenis bahan yang dibutuhkan dalam pencetakan 3D. Mesin FDM cocok untuk proyek dengan biaya lebh rendah dan cetakan yang lebih besar,sementara resin printing lebih ideal untuk mencetak objek yang memerlukan permukaan yang halus dan detail yang tinggi. kedua mesin ini memiliki peran penting dalam teknologi cetak 3D.

Pendaftaran Pelatihan 3D Printing

Pelatian 3D Printing Bersama Bony3D


Hallo sobat Bony3D yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga nihhh!!! 
Bony3D hadir untuk sobat Bony3D semua, kami akan mengadakan pelatihan dari pengenalan 3D hingga proses 3D Printing. 

Sudahh siappp????

apa saja benefit yang akan didapat pada acara pelatihan ini :

1. Pengenalan 3D
2. Ruang Lingkup 3D Printing
3. Peran 3D Printing dalam revolusi Industri 4.0
4. 3D Printing Demo
5. Free E-Sertifikat
6. Relationship Member penggiat 3D Printing
7. Peserta Umum Bebas, diniatkan untuk belajar
8. Free makan siang.
9. 20 Peserta pertama akan mendapatkan sovenir menarik dari Bony3D.

Wahhh pasti seru banget nih, btw sobat Bony3D berpengalaman bertahun-tahun dibidang 3D Desain dan 3D Printing. kami sudah banyak sekali mendapatkan order

dari dalam maupun luar negri. kami akan membagi pengalaman kami kepada sobat-sobat sekalian.

Tata cara pendaftaran :

  1. Peserta akan mengeklik pendaftaran dibawah ini.
  2. Peserta akan diarahkan ke pengisian formulir setelah mengeklik pendaftaran.
  3. Peserta mengisi Form yang otomatis akan terhubung ke WA Admin Bony3D.
  4. Peserta melakukan pembayaran secara langsung datang ke workshop Bony3D atau dapat transfer kepada nomor rekening yang tertera dibawah ini :

             HTM PELATIHAN : Rp. 135.000,-

             ———————————————–

             Bank BRI

             BRI- atas nama Dhian Prianto

              080701042961537

              ———————————————

             Bank BCA

             BCA- atas nama Dhian Prianto

            8465837663

              ———————————————

          5. Peserta melakukan pengiriman bukti transfer ke WA admin.

          6. Kami tunggu dalam pelatihannya sobat!!!

Pelatihan akan diadakan : Minggu, 10 Maret 2024
lokasi : *Workshop Bony3D

jam : 09.00-14.00WIB

Pendaftaran : 17 Februari – 9 Maret 2024

* Jika peserta membludak akan berpindah lokasi yang lebih nyaman, area masih di kota jogja!

Admin : 0877-237-88-385 (WA)

Alamat Workshop : Bony3D, Jl. Gambiran No.87, Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55161

#Happy3D Printing

#PelatihanBony3D

#UpgradeSkill

Tipe Data CHARACTER

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebelumnya kita sudah membahas mengenai tipe data integer yang mana hanya berisikan angka terkhusus bilangan bulat. Untuk lebih jelasnya, bisa klik di link berikut yaa: https://bony3d.com/elementor-4461/. Artikel ini akan membahas: apa sih yang dimaksud tipe data character, apa kegunaannya, dan bagaimana contoh kasusnya. Yuk kita pelajari bersama:)
Berbeda dengan tipe data sebelumnya, character berisikan angka, tanda baca, huruf, simbol, dan termasuk spasi kosong. Pemrograman bahasa C mendefinisikan tipe data ini dengan 1 digit karakter. Variabel didefinisikan dalam 1 byte memori seperti pada contoh:
Gambar 1. Contoh Kasus 1
Gambar 1 mendefinisikan variabel huruf dengan tipe data char (character) seperti yang tertera pada baris ke-5, diisi dengan karakter 'B' pada baris ke-6 dan ditampilkan dengan perintah 'printf'. Hasilnya adalah karakter yang didefinisikan dengan variabel tipe data tersebut. Bagaimana jika huruf berupa konstanta? Perhatikan gambar berikut:
Gambar 2. Contoh Kasus 2
Jika huruf berupa konstanta seperti yang ditunjukkan pada baris ke-5 maka dengan cara yang sama, perintah 'printf' untuk mencetak hasilnya. Lalu, apa perbedaan konstanta dan variabel? Pembahasan selanjutnya mengenai konstanta dan variabel sebelum saya menutup dengan contoh kasus terakhir.
Konstanta ialah tempat atau wadah dari suatu nilai. Nilai pada konstanta tidak diubah atau bernilai konstan selama program berlangsung. Bagaimana cara membuat konstanta? Ada 2 cara pembuatannya.
Pertama, buatlah dengan keyword '#define' seperti pada contoh berikut:
Gambar 3. Contoh Kasus Konstanta 1
Gambar di atas mendefinisikan 2 konstanta yaitu panjang dan lebar seperti pada baris ke-3 dan ke-4. Saya memberi masukkan nilai untuk panjang yaitu 2 dan lebarnya 3. Define biasa ditulis sebelum 'int main (void)' lihat baris ke-6. Definisi dari panjang 2 berarti saya memasukkan konstanta dengan nama 'panjang' dan nilai '2' sedangkan lebar 3 mengartikan bahwa nama konstanta ialah 'lebar' dengan nilai '3'. Cara menampilkan konstanta seperti pada umumnya yaitu menggunakan perintah 'printf'.

Lalu apa arti %d dalam program? %d digunakan dalam 'printf' untuk menampilkan angka bilangan bulat sedangkan '\n' digunakan untuk membuat karakter dengan baris baru. Apa yang terjadi jika fungsi ini tidak dipakai? Yap! kata atau kalimat yang dibuat akan ditampilkan secara bersamaan menuju ke arah kanan dan pastinya sangat tidak rapi, bukan?

Lalu bagaimana dengan aturan penamaan konstanta? Mayoritas programmer menggunakan huruf besar karena variabel menggunakan huruf kecil sebagai penamaan. Namun tidak ada salahnya kok, kalau pakai penamaan konstanta dengan huruf kecil. Perhatikan contoh berikut:
Gambar 4. Contoh Kasus Konstanta 2
Saya mendefinisikan nama dan ipk dengan huruf kecil. Konstanta nama diisikan teks berupa 'Amanda' maka saya menulisnya di dalam tanda kutip dua seperti pada baris ke-3. Pada perintah 'printf' saya menggunakan %s dan %f. Ipk menggunakan %f karena saya isikan dengan angka/ float/ char yaitu '3,98' sedangkan nama saya isikan dengan teks maka menggunakan %s atau biasa disebut string.
Cara membuat konstanta yang kedua ialah dengan menggunakan perintah 'const'. Berbeda dengan sebelumnya, perintah ini ditempatkan di fungsi 'main ()' serta harus dilengkapi dengan tipe datanya. Pada gambar 2 saya membuat perintah 'const huruf = d' yang artinya saya membuat huruf dengan tipe data char yang diisi nilai 'd'.
Selanjutnya apa perbedaan konstanta dengan variabel? Variabel ialah penanda untuk menampung suatu nilai. Nilai dalam variabel bisa diubah selama program berlangsung, tidak seperti pada konstanta sebelumnya. Variabel merujuk kepada alamat di memori komputer dan masing-masing variabel memiliki nama sebagai identitas. Variabel bisa terdiri dari huruf, angka, dan juga karakter garis bawah atau underscore dengan syarat karakter pertama harus diawali dengan huruf atau underscore, tidak boleh angka. Dalam pemrograman bahasa C, disarankan untuk tidak memasukkan lebih dari 31 karakter ke dalam variabel. Ada 2 proses dalam pembentukan variabel. Pertama deklarasi dan kedua inisialisasi.
Deklarasi adalah proses mengirimkan informasi dalam pemrograman bahasa C dengan tujuan programmer akan membuat suatu variabel. Perhatikan contoh berikut:
Gambar 5. Contoh Kasus Variabel 1
Apa yang dihasilkan dari program di atas, tertulis dalam kode pada baris ke-7, 8, dan 9. Semua data tersebut masuk ke dalam karakter tipe integer. Masih ingat bukan, perbedaan konstanta dan variabel? Variabel dapat diganti nilainya selama program berlangsung sedangkan konstanta tidak. Perhatikan contoh berikut:
Gambar 6. Contoh Kasus Variabel 2
Nilai pada karakter a, b, dan c bisa diubah sesuai kebutuhan dan tidak akan mengganggu berjalannya proses pemrograman. Contoh di atas saya mengubah nilai dengan kombinasi perjumlahan a dan b. Sebelum menutup artikel hari ini, saya akan memberikan 1 contoh terakhir mengenai kombinasi tipe data character dengan scanf. Mari perhatikan gambar berikut:
Gambar 7. Kombinasi Char dan Scanf 1
Perhatikan perintah output! Masukkan karakter pertama. Apa pun yang termasuk dalam angka, huruf, simbol, karakter khusus, dan spasi kosong bisa dimasukkan. Gambar selanjutnya akan ada perintah ke-2 yaitu 'printf' pada baris ke-14.
Gambar 8. Kombinasi Char dan Scanf 2
Perintah yang sama dengan baris ke-11. Masukan karakter sembarang ke dalam output. Hasilnya akan menjadi seperti ini:
Gambar 9. Kombinasi Char dan Scanf 3
Hasil dari 3 karakter sembarang yang di masukkan akan tampil dibaris selanjutnya sesuai dengan kode pemrograman baris ke-20. Gambar 7, 8, dan 9 memiliki 3 variabel dengan tipe data char. Karakter 1, karakter 2, dan karakter 3 ialah variabel dalam pemrograman ini. Karakter tetap harus diisi 1 digit, tidak boleh lebih.
Selanjutnya bagaimana jika ingin membuat karakter dengan spesifikasi lebih dari 1 digit? Seperti kata 'Amanda' atau kalimat 'Selamat Anda Mendapatkan Hadiah!' Maka kita bisa menggunakan tipe data lainnya yaitu string. Tipe data ini akan kita bahas setelah pembahasan array nanti. Ditunggu yaa, see you🙂
Referensi:
Napizahni, Mike. Macam-macam Tipe Data Pemrograman. https://www.dewaweb.com/blog/tipe-data-pemrograman/
Andre. (2017, 21 November). Cara Pembuatan Konstanta dalam Bahasa C. https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-c-cara-pembuatan-konstanta-dalam-bahasa-c/
Andre. (2017, 20 Desember). Pengertian Variabel dan Cara Penulisan Variabel dalam Bahasa C. https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-c-pengertian-variabel-dan-cara-penulisan-variabel-bahasa-c/
Andre. (2018, 5 Februari). Pengertian dan Contoh Kode Program Tipe Dasar Char. https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-c-pengertian-dan-contoh-kode-program-tipe-data-char/

Apa Itu Print Resin

Hallo, selamat datang di Bony3D!

Gambar 1. Hasil 3D Print Resin

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya terdapat banyak sekali bahan yang dapat digunakan dalam bidang 3D printing. Nah salah satunya yaitu resin.

Resin sendiri merupakan material yang terbuat dari bahan alami dan juga senyawa kimia. Bahan alami yang digunakan biasanya berupa getah berbagai pohon seperti kunjung atau conifer. Resin memiliki banyak variasi warna, seperti putih, abu, transparant, hijau, merah, oranye, coklat, sll.

Resin biasanya digunakan pada printer 3D berteknologi SLA. SLA (Stereolithography) adalah pembuatan model dengan menembakkan ultraviolet ke wadah yang berisi photopolymer resin dengan dipandu gambar yang dihasilkan oleh software CAD/CAM. Sinar ultraviolet berfungsi untuk mengeraskan lapisan demi lapisan photopolymer resin.

Setelah model selesai dicetak, model dikeluarkan dari mesin dan dipisahkan dari platformnya. Selanjutnya model dibersihkan dari support dan dibersihkan dengan carian kimia, lalu dikeringkan pada mesin pengering.

                                                                         

 

                                                                      Gambar 2. Printer SLA

Teknik SLA memiliki cara cetak yang beragam. Ada yang mulai mecetak dari bawah model lalu ke atas, ada juga yang sebaliknya tergantung jenis mesin yang digunakan. Printer 3D SLA dekstop biasanya bekerja dengan teknik dari bawah ke atas. Sedangkan untuk printer 3D industri biasanya dari atas ke bawah.

Printer 3D SLA dekstop biasanya lebih mudah dioperasikan dan juga harganya lebih  murah. Sedangkan untuk mesin SLA industri cenderung lebih sulit pengoperasiannya. Mesin SLA industri juga lebih memungkinkan untuk mencetak objek berukuran besar dikarenakan volume yang dimiliki mendukung.

Secara umum printer 3D SLA memiliki 4 bagian utama. Pertama, tangki yang berisi photopolymer cair bisa berupa resin. Kedua, platform yang dibenamkan ke dalam tangki yang dapat bergerak ke atas maupun ke bawah sesuai dengan objek yang sedang dicetak. Ketiga, laser ultraviolet yang berfungsi mengeraskan cairan resin. Keempat, interface komputer yang membantu mengatur platform dan gerakan laser.

Semua objek yang dicetak menggunakan mesin SLA hasilnya sangat presisi dan akurat meskipun dalam skala kecil mendekati soft file-nya cocok untuk mencetak action figure. Hasil cetak SLA juga memiliki permukaan yang sangat halus . Selain itu, proses pengerjaannya pun lebih cepat dibandingkan dengan bahan lainnya. 

Karena SLA mampu menghasilkan cetakan yang lebih detail dengan tingkat akurasi yang tinggi maka printer SLA rata-rata akan menghasilkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan  printer FDM.

Selain itu, objek yang dihasilkan mesin SLA perlu dibersihkan menggunakan alkohol untuk membersihkan sisa resin dan hasil cetak dengan bahan resin cukup rapuh atau mudah pecah jika terkena benturan, sehingga kurang cocok untuk membuat prototipe yang sifatnya fungsional.

Gambar 1. Sumber : https://idseducation.com/teknik-yang-digunakan-3d-printing/

Gambar 2. Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/SLA-Desktop-Automatic-Multifunction-3D-Printer-60353516703.html

Pengertian Gambar Teknik

Halo, selamat datang di Bony3D!

Dalam merancang, membangun, atau membuat suatu produk, baik skala nya besar maupun kecil, baik produksinya mau banyak atau sedikit, kita tidak asala dalam membuatnya.

Kenapa? Karena produk yang kita buat itu harus kita pertanggung jawabkan hasilnya, baik kepada diri sendiri, masyarakat, maupun orang lain bila kita membuatnya atas dasar keinginan sendiri.

Bila kita dimintai untuk membuat suatu produk apalagi, kita sudah diberi Amanah,diberikan kepercayaan, materi baik bahan baku maupun dalam bentuk uang tunai, sehingga ibaratnya adalah kerja, kita harus menyelesaikan produk yang kita kerjakan dengan sebaik mungkin.

Gambar 1. Gambar teknik sebuah komponen

Dalam pembuatan suatu produk, ada tahapan – tahapan agar proses pembuatannya dapat berjalan secara maksimal, dan salah satu hal yang paling dasar, yaitu membuat rancangan gambar produk atau terkusus bagi para engineer sering disebut dengan nama Gambar Teknik.

Pengertian dari Gambar Teknik sendiri adalah susunan visual terperinci tentang suatu desain atau produk yang dijadikan sarana komunikasi antara teknikus, arsitek, dan sebagainya

Gambar Teknik sendiri umumnya berisi berbagai garis yang menghitung dimensi objek yang akan dibuat, baik coretan ataupun sudah digitalisasi tidak masalah, guna dari Gambar Teknik seperti yang dijelaskan oleh paragraf sebelumnya yaitu sebagai media komunikasi dan petunjuk.

Yang terpenting dari gambar Teknik adalah perhitungannya yang valid dan jelas serta rinci, selain itu bentuk produk yang ingin diwujudkan juga harus detail sehinga memudahkan ketika dilakukan proses pembuatan.

Gambar 2. Gambar teknik sebuah mesin

Sebagai sarana komunikasi, Gambar Teknik mempermudah bagi insinyur atau orang yang ahli dalam pembuatan objek untuk membuat benda sesuai dengan apa yang klien inginkan.

Sedangkan sebagai petunjuk, Gambar Teknik juga bisa berfungsi sebagai contoh dasar, sebagai pengingat, mana yang harus dibuat terlebuh dahulu, akan dibentuk seperti apa bagian – bagian terkususnya, berapa ukuran, berapa ketebalan, dan masih banyak lagi.

Dalam bidang 3D Printing, Gambar Teknik pun bisa dipakai, yaitu bila ingin mempresentasikan hasil desain 3D model kita kepada klien. Satu kali cetak Gambar Teknik, bisa untuk membuat klien terkagum, dan bisa untuk mengingatkan kita akan Objek 3D atau produk yang harus kita selesaikan.


Gambar 1. Sumber: https://www.arudamkanateknik.com/2019/08/latihan-01-autocad-3d-belajar-autocad.html

Gambar 2. Sumber: https://www.superprof.co.id/blog/belajar-menggambar-diagram/

Perbedaan Objek 2D dan 3D

Halo, selamat datang di Bony3D!

Mungkin pengertiannya sudah pernah teman – teman dengar sejak dari tingkat sekolah dasar ya, dan sejujurnya memang mudah mengartikannya. Kali ini kita akan membahas perbedaan objek 2 Dimensi dengan 3 Dimensi, beserta kegunaanya pada bidang 3D Printing.

Karena yang kita bandingkan nanti lebih berat ke objek 3 dimensi, mari kita bahas dulu apa itu objek 2 dimensi.

Gambar 1. Kumpulan objek 2 dimensi

Objek 2 dimensi adalah sebuah objek yang terbuat, terlukiskan, atau terbentuk dari dua buah unsur, yaitu Panjang dan lebar serta disatukan menjadi sebuah bentuk oleh garis.

Contoh objek 2 dimensi yaitu berbagai bangun seperti persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, jajar genjang, dan masih banyak lagi.

Sedangkan objek 3 dimensi, adalah sebuah bentuk yang tersusun, tercipta, atau terbentuk dari tiga buah unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi, sehingga ketika disatukan membentuk ruang dan berwujud nyata, alias bisa kita pegang, rasakan, dan lain – lain.

Contoh objek 3 dimensi adalah hampir semua benda yang kita temui disekitar kita, namun bila perbandingannya adalah sebuah bangun, maka yang termasuk kategori 3 dimensi contohnya yaitu prisma, piramida, tabung, bola, dan beragam bangun lainnya.

Gambar 2. Kumpulan objek 3 dimensi

Pemahaman akan dua jenis bangun dasar ini akan memudahkan kita dalam membuat sebuah bentuk, khususnya dalam hal ini adalah desain 3d model yang akan dicetak oleh Printer 3D nantinya.

Ketika menggunakan software untuk mendesain model 3d, itu tidaklah serta merta langsung bisa kita bentuk menjadi polygon 3 dimensi, melainkan harus memulai dari objek 3 dimensi dulu, dari beragam bangun tersebut barulah bisa kita tarik atau dorong hingga membentuk objek 3d lanjutan.

Setelah itu kita bisa tambahkan berbagai objek 3d lain, prosesnya sama dan terus dilakukan sampai objek 3d nya jadi sesuai dengan apa yang kita harapkan.

jadi meskipun berbeda, objek 2 dimensi dengan 3 dimensi itu saling berkaitan karena merupakan sebuah proses membuat bangun yang berlanjut, dimulai dari 2D sampai ke 3D!


Gambar 1. Sumber: https://dalectzx.blogspot.com/2021/12/bentuk-2-dimensi.html

Gambar 2. Sumber: https://asaljeplak.my.id/blog/apa-itu-3-dimensi/

Mengenal Filament TPU

Halo, selamat datang di Bony3D!

Setiap Objek 3D yang dicetak melalui Printer 3D pasti bersamaan dengan adanya maksud atau niat tertentu dari si pencetak.

Ada yang ingin dijadikan sebuah miniature, atau versi lebih tingginya lagi yaitu diorama karena ingin meraup untung dari penjualan, ada yang mencetak objek 3D untuk mengisi part atau komponen sebuah benda yang telah hilang sebelumnya, ada juga yang ingin digunakan untuk menjalankan fungsi khusus, seperti menjadi bantalan gas LPG, untuk merekatkan beberapa objek lain, dan masih banyak lagi.

Karena kebutuhan akan mencetak yang tinggi, maka kini produsen bahan bakunya, yaitu filament dan benda sejenisnya, mulai memperbanyak produk. Biasanya merupakan hasil eksperimen, entah gabungan beberapa bahan atau langsung menemukan senyawa baru.

Banyaknya jenis Filament ini menghasilkan tampilan keunggulan dan kekurangan yang lebih beragam, sehingga kita bisa memilih dengan mudah, sekiranya Filament mana yang ingin kita gunakan.

Gambar 1. Filament TPU berwarna cerah

Dari sekian banyak Filament, kini kita akan membahas Filament TPU.

Thermoplastic Polyurethane (TPU) adalah sebuah termoplastik yang terbuat dari campuran khusus dan berfungsi sebagai bahan baku percetakan objek 3D, sehingga menghasilkan sebuah produk yang fleksibel dan tahan abrasi dan dapat digunakan dalam berbagai proses manufaktur, baik untuk keperluan konsumen dan industri.

Ciri khas dari filament TPU adalah memiliki kemampuan ketahan yang luar biasa pada suhu tinggi, yaitu tepatnya diangka maksimum 80oC. itu juga yang menyebabkan jenis plastik ini dilabeli sebagai salah satu jenis filament yang paling kuat.

Filamen TPU juga tahan abrasi, dapat menahan benturan dan tahan terhadap reaksi bahan kimia. Ada berbagai versi bahan TPU, tetapi pada dasarnya dapat diklasifikasikan sebagai dua jenis. Pertama dikenal sebagai Polyether Polyurethane dan kedua Polyester Polyurethane.

Kelebihan dari filament ini adalah, memiliki ketahanan panas yang baik, tahan terhadap benturan, ringan, elastis dan fkesibel.

Gambar 2. Filament TPU berwarna gelap.

Sedangkan, kekurangannya yaitu, Filament jenis ini cenderung sulit untuk dicetak.

Ya itu adalah perkenalan singkat tentang filament TPU, dilihat dari ciri – ciri beserta kelebihan dan kekurangannya, cocoknya Filament ini dijadikan objek 3D apa ya?


Gambar 1. Sumber: https://eryone3d.com/products/tpu

Gambar 2. Sumber: https://eryone3d.com/ru/products/promotion-tpu-3d-printer-filament

Pentingnya Merawat Bed

Halo, selamat datang di Bony3D!

Bagaimana sebuah Objek 3D bisa dikategorikan berkualitas? Jawabannya jelas beragam ya, bagi si pencetak terutama.

Tapi pada umumnya, baik buruk nya kualitas sebuah hasil cetak Printer 3D itu dilihat dari permukaan luarnya terlebih dahulu, apakah detailnya sesuai dengan yang ada di desain model nya? Apakah lapisan nya kasar atau halus? Apakah bentuknya sesuai atau tidak? Dan masih banyak lagi.

Selanjutnya baru kita bisa melihat aspek lainnya, seperti tekstur Objek 3D nya bagaimana, kelenturannnya, kekuatannya, ketahanannya, dan lain – lain.

Namun, sebelum kita mengeluarkan berbagai pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memahami, bahwa kualitas objek 3D sebenarnya dipengaruhi oleh kualitas Printer 3D nya juga.

Kita sudah pernah membahas bila yang mengalami kerusakan adalah Nozzle, yang merupakan komponen terakhir untuk dilewati filament panas sebelum diarahkan dan dicetak menjadi objek 3D.

Gambar 1. Bed Printer 3D

Saat proses tersebut berjalan, Objek 3D akan disusun oleh Printer Head di Bed, jadi kualitas objek 3D pertama kali bisa disadari saat setelah dikeluarkan dan disusun sedemikian rupa.

Untuk itulah menjaga kualitas Bed, juga amatlah penting, kenapa emangnya kok harus begitu?

Karena saat proses percetakan berlangsung, dari awal hingga akhir, sampai objek 3D terbentuk, Bed lah yang menjadi tempat ditaruhnya filament panas, tentu bila dilakukan percetakan berangsur beberapa kali, Bed juga akan mengalami masalah.

Contoh masalah yang sering menimpa Bed yaitu, tertinggalnya bekas Objek 3D yang diangkat setelah jadi, ini menimbulkan ketidak rataan pada permukaan Bed, juga karena sering menerima panas, adakalanya Bed juga bisa melengkung dan bergelombang.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Gambar 2. Sisa percetakan objek 3D menempel di Bed

Yang pertama adalah dengan membersihkan sisa – sisa Objek 3D yang mungkin saja masih menempel di Bed dengan menggunakan gunting, pisau atau benda pemotong lainnya.

Setelah itu bisa membersihkan bekas lem yang menempel dengan cara menyemprot dengan air, lalu dilap dengan kain.

Menjaga awetnya sebuah komponen Printer 3D, itu juga berarti menjaga secara keseluruhan, efek positifnya akan kerasa semua.


Gambar 1. Sumber: https://www.matterhackers.com/news/choosing-the-right-3d-print-bed-surface

Gambar 2. Sumber: https://www.reddit.com/r/3Dprinting/comments/8yeq8b/ender3_pla_doesnt_stick_to_the_bed_anymore/

Pentingnya Merawat Nozzle

Halo, selamat datang di Bony3D!

Bagaimana sebuah Objek 3D bisa dikategorikan berkualitas? Jawabannya jelas beragam ya, bagi si pencetak terutama.

Tapi pada umumnya, baik buruk nya kualitas sebuah hasil cetak Printer 3D itu dilihat dari permukaan luarnya terlebih dahulu, apakah detailnya sesuai dengan yang ada di desain model nya? Apakah lapisan nya kasar atau halus? Apakah bentuknya sesuai atau tidak? Dan masih banyak lagi.

Selanjutnya baru kita bisa melihat aspek lainnya, seperti tekstur Objek 3D nya bagaimana, kelenturannnya, kekuatannya, ketahanannya, dan lain – lain.

Namun, sebelum kita mengeluarkan berbagai pertanyaan tersebut, ada baiknya kita memahami, bahwa kualitas objek 3D sebenarnya dipengaruhi oleh kualitas Printer 3D nya juga.

Dan itu bisa dilihat dari sebuah Filament, yang kemudian dicetak menjadi Objek 3D, dikeluarkan melalui lubang Nozzle diujung Printer Head, ya… peran Nozzle ini sangat penting dalam menjaga kualitas objek 3D.

Kenapa bisa begitu? Karena sebelum melewati Nozzle, itu adalah fase terakhir bagi filament cair dalam keadaan yang bagus sebelum diarahkan dan dibentuk menjadi objek 3D, jadi bila Nozzle nya memiliki kerusakan, pasti akan terlihat filament nya tidak baik baik saja saat dikeluarkan.

Gambar 1. Nozzle

Jika meneruskan percetakan dengan kondisi Nozzle yang rusak, hasilnya bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan di paragraf pertama blog ini😂 intinya keseluruhan Objek 3D nya pasti akan terlihat jelek dan tidak bagus.

Ciri – ciri Nozzle yang rusak yaitu, warna agak sedikit pudar, atau bisa disebut cat nya sedikit terkelupas, ini terjadi mungkin karena Nozzle sudah dibatasnya menerima panas dari pelelahan filament, sehingga Sebagian warna pudar atau mengelupas,  lalu jika dilihat pada bagian dalam, lubang diameternya tidak sama lagi dengan ukuran diawal, ini juga karena Nozzle sudah dibatas jumlah percetakan, sehingga mungkin karena sudah dilewati filament panas, ada bagian yang rusak, atau meleleh, dan lain sebagainya.

Gambar 2. Nozzle yang rusak

Selain membeli yang baru, ada berbagai cara untuk menjaga Nozzle agar tetap awet, yaitu dengan sering membersihkan sisa filament yang ada didalam nya, ada kok alat khusus untuk itu, atau bisa juga dengan menggunakan peniti dan benda sejenisnya.

Yah itulah pentingnya menjaga keawetan Nozzle, kecil – kecil begini harus kita perhatikan juga lho!


Gambar 1. Sumber: https://3dwithus.com/3d-printer-nozzle-sizes-02mm-08mm-settings

Gambar 2. Sumber: https://www.simplify3d.com/support/print-quality-troubleshooting/clogged-extruder/

Peran Grease dalam Percetakan 3D

Halo, selamat datang di Bony3D!

Printer 3D adalah sebuah mesin yang memiliki banyak sekali komponen didalamnya, fungsinya pun beragam, ada yang berguna ubtuk membantu proses percetakan objek 3D, ada yang berfungsi menerima dan mengimkan data desain, ada juga komponen yang berguna untuk menggerakkan komponen lain, dan masih banyak lagi.

Terjaganya kualitas yang baik, sehingga si komponen dapat bekerja dengan maksimal, adalah kunci untuk membuat Printer 3D kita menjadi awet dan tahan lama.

Mudah sekali lho merawat Printer 3D itu, arti merawat disini berarti melakukan berbagai cara untuk menjaga kelayakan ya, bisa dimulai dari yang paling sederhana, membersihkan bagian luar, yaitu antara cover atau frame dari kotoran dan debu yang menempel.

Sedangkan bagian dalam, yang Sebagian besar berisi komponen mekanis, bisa dengan rutin mengganti Grease.

Gambar 1. Grease pada Bearing

Ini nih yang akan kita highlight, Apa sih Grease itu?

Grease atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan pelumas, adalah sebuah cairan yang terbuat dari berbagai bahan kimia, dan berfungsi untuk melicinkan bagian yang diberinya, utama nya pada komponen mekanis atau yang bergerak, agar tidak mudah bergesekan dengan komponen lain sehingga bisa mengerjakan sesuai dengan tugasnya tanpa ada masalah sama sekali.

Mungkin dari teman – teman ada yang bingung ya, pelumas? Komponen mekanis? Apakah ini sama dengan yang selalu digunakan pada sepeda motor, dan mesin lainnya? Ya, faktanya sama.

Dan seperti yang dijelaskan diatas, fungsinya pun sama, di bagian dalam Printer 3D, ada beberapa komponen yang bergerak beriringan, Motor Stepper, Bearing, dan Lead Screw.

Gambar 2. Bearing

Kita sudah pernah membahas fungsi dari ketiganya, singkat saja, Motor Stepper berguna untuk menggerakkan komponen lain karena memiliki roda gear, dari situ kemudian dipasangi Lead Screw, dan ada Bearing yang mengelilinginya, mereka bertigalah yang membuat Printer 3D dapat bebas mencetak Objek 3D di berbagai sumbu arah.

Bila diberi grease, utamanya di Bearing dan Lead Screw, pergerakannya akan menjadi lebih leluasa, tentu karena gesekan antar komponen menjadi berkurang banyak karena permukaannya licin, sehingga membuat setiap komponen dapat bekerja dengan baik.

Jangan merasa bingung, toh dasarnya Printer 3D juga mesin, dan setiap mesin pasti butuh Grease atau pelumas kan!


Gambar 1. Sumber: https://www.suara.com/otomotif/2019/12/18/110500/produk-baru-2020-licom-ep-3-produk-pelumas-otomotif-racikan-cikande

Gambar 2. Sumber: https://www.mobil.co.id/id-id/business/industrial-lubricants-by-application/bearings/bearings-oil-lubricated#sort=relevancy

Keranjang Belanja