Contoh Kasus LED pada Arduino IDE

Halo, selamat datang di Bony3D!

Setelah mengetahui apa itu arduino, fungsinya, jenisnya, dan spesifikasinya, yuk kita praktikkan papan arduino dengan menggunakan software arduino IDE. Komponen yang akan Saya gunakan adalah LED. LED merupakan singkatan dari light emiting diode yaitu komponen semikonduktor yang mampu mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. LED memiliki 2 buah kaki. Kaki yang lebih panjang dan memiliki bendera kecil ialah kaki positif dan sebaliknya, kaki yang ukurannya lebih pendek serta memiliki bendera yang lebih besar ialah kaki negatif. Kesalahan umum yang masih sering terjadi yaitu kesalahan penyambungan kaki negatif dan positif LED. Akibatnya bisa sampai merusak komponen dalam LED loh, kawan! Penggunaan LED juga harus disertakan dengan resistor. Resistor berfungsi sebagai pengendali arus listrik dengan memberikan hambatan pada aliran listrik. Apa yang akan terjadi jika pemasangan LED tanpa resistor? LED akan mengubah listrik menjadi cahaya dan hasilnya cahaya akan sangat terang, hal ini akan membuat LED panas dan lama-lama bisa terbakar. Sangat bahaya bukan? Penggunaan resistor juga harus disesuaikan dengan LED ya! Karena jika menggunakan LED yang terlalu besar nilai hambatannya maka LED akan menghasilkan cahaya redup dan jika menggunakan resistor yang terlalu kecil nilai hambatnya maka LED akan menyala lebih terang dari biasanya dan menghasilkan panas di dalam komponen LED tersebut.

Jika sudah paham apa itu LED dan resistor, maka selanjutnya Saya akan masuk di pembahasan inti yaitu contoh kasus. Contoh kasus pertama, Saya akan mencoba menyalakan LED berurutan dari kanan ke kiri. Perhatikan kode berikut:
Gambar 1. LED Aktif dari Kanan ke Kiri
Kasus di atas, Saya menggunakan 3 buah LED yang dihubungkan ke pin 8, 9, dan 10 pada board arduino IDE. Saya memberikan jeda sebanyak 500 untuk setiap 1 lampu yang menyala. Low berarti mati dan high berarti nyala. Kode pertama, Saya menyalakan pin 10, kode ke-2 di pin 9 dan terakhir di pin 8. Kode ini akan terus berputar sampai tidak adanya sumber di catu daya.

Kasus kedua, Saya akan menjalankan LED secara bersamaan. Bagaimana kodingannya? Perhatikan gambar berikut:
Gambar 2. LED Aktif Bersamaan
Pin yang Saya gunakan adalah pin 8, 9, 10, 11, dan 12. Semua pin, Saya set high untuk mengaktifkan LED dan tidak memberinya jeda karena proyek yang dibuat untuk terus menyalakan LED tanpa henti.

Kasus ketiga, Saya akan menyalakan LED 1 per 1. Proyek contoh kasus yang Saya buat, disusun berdasarkan yang paling sederhana sampai yang kompleks. Yuk perhatikan kodenya!
Gambar 3. LED Aktif 1 per 1
Saya menggunakan 3 buah LED dan mengatur agar LED menyala 1 per 1. Kodenya cukup mudah karena kita hanya mengubah status high pada LED yang ingin kita nyalakan. Kode pertama hanya di pin 8, kode kedua Saya atur untuk pin 8 dan 9, kode ketiga, semua LED saya nyalakan dengan mengatur high, dan kode terakhir saya mematikan LED dengan mengubah statusnya menjadi low.

Kasus keempat, Saya akan menyalakan LED dengan dikontrol oleh komponen potensiometer. Potensiometer adalah resistor variabel jadi kita dapat mengatur resistor ini dengan memutarnya ke kanan dan ke kiri. Biasanya untuk kasus LED, potensiometer digunakan untuk mengontrol kecerahan lampu dan kedipan lampu. Sebagai contoh, putaran ke kanan untuk kedipan cepat dan mengatur kecerahan lampu yang semakin terang sedangkan putaran ke kiri digunakan untuk kedipan lambat serta mengatur kecerahan lampu yang semakin redup. Kode di bawah ini merupakan contoh pengontrolan LED dengan potensiometer.
Gambar 4. LED dan Potensiometer
Kasus terakhir, Saya akan mencoba menyalakan LED dengan sensor cahaya LDR. LDR adalah sensor untuk mendeteksi adanya cahaya. Biasanya digunakan untuk rumah pintar pada lampu. Ketika malam, lampu menyala dan ketika pagi hari lampu mati secara otomatis. Sensor ini sering digunakan untuk beberapa alat elektronika untuk menyalakan dan mematikan otomatis dan pastinya membuat pekerjaan menjad lebih efektif.
Gambar 5. LED dan LDR
Sekian artikel mengenai praktikum LED dengan software arduino IDE. Harapannya bisa membantu teman-teman dalam lebih memahami arduino dan aplikasinya.
Terima kasih telah membaca, sampai jumpa!
Referensi
Gambar 1 sampai 5. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja