Contoh Kasus IF, IF-ELSE, ELSE-IF, dan SWITCH

Halo, selamat datang di Bony3D!

Apa kamu tahu, apa sih yang dimaksud dengan percabangan? Dalam pemrograman, cara untuk membuat kode bertindak sesuai dengan kondisi disebut dengan percabangan. Ilustrasi sederhananya, jika Ani terlambat masuk kelas, maka dia tidak bisa mengikuti perkuliahan dan jika tidak mengikuti perkuliahan, maka harus mengulang sesuai waktu yang ditentukan. Tujuan dari percabangan sendiri ialah untuk mengetahui pernyataan benar dan salah.
Pada artikel ini, saya akan membahas perbedaan if, if-else, else-if, dan switch serta contoh kasus yang didasari percabangan masing-masing.
Pertama, if. Jika pernyataan benar maka kode akan dieksekusi dan sebaliknya. Percabangan ini sering dijumpai pada toko untuk mengetahui apakah pengunjung mendapatkan potongan harga atau tidak. Selain itu, biasa digunakan juga untuk memecahkan permasalahan matematika. Berikut saya akan tampilkan 2 contoh kasus:
Gambar 1. Kasus If 1
Pada kasus pertama saya menggunakan persoalan matematika, ketika pernyataan sesuai dengan kondisi maka akan muncul hasil dalam kode print. Namun, jika sebaliknya, maka yang terjadi adalah:
Gambar 2. Kasus 1 If 2
Bisa dilihat bahwa ketika saya menuliskan program tidak sesuai kondisi, maka tidak ada hasil yang dicetak. Lalu bagaimana kasus seorang kasir yang ingin menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan potongan harga. Berikut kode pemrogramannya:
Gambar 3. Kasus 2 If 1
Prinsip yang digunakan sama, yaitu jika pernyataan sesuai dengan kondisi maka akan tercetak hasil yang sudah ditentukan, begitu pun sebaliknya. Pada kasus ini, jika Ani menghabiskan uangnya untuk belanja sebesar Rp. 52.000,00 sedangkan Amanda senilai Rp.520.000,00. Maka sesuai kondisi yang telah ditentukan pemilik toko, Amanda yang mendapatkan hadiah, karena memiliki total belanja lebih dari Rp. 100.000,00. Mari kita lihat flowchart -nya:
Gambar 4. kasus 2 If 2
Secara singkat, if hanya akan bisa dieksekusi jika pernyataan sesuai kondisi. Selanjutnya percabangan ke-2 yaitu if-else. Perhatikan contoh berikut:
Gambar 5. Kasus 1 If-Else 1
Jika menggunakan if-else, maka ada 2 kondisi. Kondisi pertama akan dieksekusi 'if' jika benar dan kondisi ke-2 akan dieksekusi 'else' jika tidak benar. Pada contoh di atas, Amanda mendapatkan nilai 96 di indeks prestasi semester 5, maka dia berhak untuk naik semester seperti yang ditentukan pada program. Namun, jika Ani tidak mendapatkan nilai sesuai ketentuan program, maka dia tidak naik semester. Perhatikan gambar berikut:
Gambar 6. Kasus 1 If-Else 2
Kasus berikutnya, bagaimana jika seseorang ingin mengakses akun lamanya dan membutuhkan verifikasi password terlebih dahulu? Jika password yang diisikan sesuai, maka pengguna bisa masuk ke dalam akun tersebut dan jika password yang dimasukkan tidak sesuai maka akan muncul tampilan 'password salah.' Perhatikan gambar di bawah:
Gambar 7. Kasus 2 If-Else 1
Contoh di atas, saya memasukkan password yang tidak sesuai, maka secara otomatis kondisi ke-2 atau else yang bekerja. Prinsip ke-2 kasus tersebut sama, namun kita bisa mengganti input dan output sesuai kebutuhan dan keinginan. Berikut adalah flowchart dari if-else kasus ke-2:
Gambar 8. Kasus 2 If-Else 2
Selanjutnya, bagaimana jika ingin menambahkan suatu kondisi? Misal, jika Amanda mendapat nilai 99 maka grade yang diraih adalah A, jika nilainya 80 maka grade-nya adalah B, dan jika nilainya 55 maka tidak lulus. Berikut contoh pemrogramannya:
Gambar 9. Kasus 1 Else-If 1
Else-if adalah percabangan yang selalu diletakkan antara if dan else. Fungsinya untuk menambahkan kondisi. Biasanya kondisi dalam else-if hanya beberapa dan bisa dihitung jari. Pada gambar di atas, Amanda mendapatkan nilai A karena hasil ujiannya 99. Seperti pada penjelasan sebelumnya, jika mendapatkan nilai 80 maka hasilnya adalah B. Berikut hasilnya:
Gambar 10. Kasus 1 Else-If 2
Jika dia mendapatkan nilai 55 ke bawah maka tidak lulus. Mari lihat pada gambar berikut:
Gambar 11. Kasus 1 Else-If 3
Kasus ke-2 saya memberikan beberapa kondisi, grade apa yang akan didapatkan siswa dari gurunya berdasarkan capaian yang dihasilkan. Hal ini akan sangat membantu para guru dalam menentukan tingkatkan nilai siswa. Contohnya seperti berikut:
Gambar 12. Kasus 2 Else-If 1
Setelah mengetahui pemrogramannya, mari lihat flowchart-nya. Bagan bagaimana kode akan bekerja!
Gambar 13. Kasus 2 Else-If 2
Apa kamu tahu, bagaimana jika kita membutuhkan banyak kondisi dalam 1 masalah? Sedangkan, jika masih menggunakan else-if sangat tidak efektif. Sekarang, saya akan tunjukkan cara lain dengan contoh kasusnya.
Gambar 14. Switch
Gambar di atas merupakan kode pemrograman yang sama dengan else-if, namun para programmer menggunakan switch untuk kondisi yang diperkirakan banyak. Karena selain efektif, switch juga bisa digunakan sebagai pengganti fungsi if, else-if, dan else. Oh iya, else adalah kebalikan dari if, yaitu jika kondisi tidak sesuai maka program akan dieksekusi.
Sebagai kesimpulan, if hanya bisa dieksekusi jika pernyataan bernilai benar. If-else hanya bisa dieksekusi jika kondisi if benar dan else tidak sesuai. Else-if digunakan jika program memiliki beberapa kondisi salam jumlah minimal. Switch merupakan cara efektif dan pengganti fungsi if, else-if, dan else.
Terima kasih telah membaca. Have a nice day!
Referensi
Gambar 1 sampai 14. Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja