Pendukung Objek 3D

Tentang Penggabungan Filament

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah objek 3D yang dihasilkan melalui proses percetakan menggunakan printer 3D, umumnya menggunakan suatu bahan utama untuk dijadikan sebagai penyusun wujudnya.

Gambar 1. Ragam Filament

Sebenarnya tidak ada instruksi khusus untuk menggunakan satu jenis bahan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Filament, namun keperluanlah yang memaksa kita. Kenapa? Karena tentu saja, meggunakan satu jenis bahan itu memudahkan proses percetakan sehingga waktu percetakannya menjadi lebih cepat.

Jika ingin mengombinasikan filament, entah itu 2 atau lebih jenis bahan, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, karena beberapa printer 3D sejak awal didesain untuk hanya dapat mencetak menggunakan satu jenis bahan saja, itu artinya kita harus mengupgrade part bagian printer 3D, utamanya bagian Extruder.

Gambar 2. Printer 3D yang Menggunakan 2 Filament

Satu buah Extruder tentu hanya bisa dipasangkan dengan satu Filament, bila lebih jelas tidak muat karena perbedaan ukuran diameter gabungan Filament dan Extruder akan terlihat. Solusinya adalah dengan menambahkan satu jenis lagi sepasang Extruder Cold End dan Hot End, serta mengupgrade Firmware printer agar bisa menjalankan prcetakan menggunakan 2 buah Filament.

Dengan dua buah Extruder Hot End, maka 2 Filament dapat dipanaskan, kemudian akan dikeluarkan melalui Nozzle, dan filament cair inilah yang akan digabung, dan dibentuk bersama menjadi objek 3D yang utuh.

Kelebihan yang bisa kita dapat dari usaha mengombinasikan Filament adalah kita bisa mendapatkan ciri khas unik, entah itu kemampuan atau kelebihannya dari masing – masing Filament, untuk kemudian diaplikasikan kedalam suatu objek 3D.

Bayangkan kita menggabungkan Filament yang memiliki kemampuan untuk dapat tahan dari suhu yang tinggi dengan Filament yang mampu tahan banting, jika kita memilih menggunakan salah satu saja, pasti kemampuan yang satunya tidak dapat digunakan bukan? Itulah mengapa akhirnya dilakukan penggabungan.

Sedangkan kekurangannya adalah, kita tidak bisa asal mengombinasikan Filament karena sudah ada panduannya, bila tetap memaksa (mungkin karena tertarik dengan kemampuan khusus suatu Filament dan sembarang ingin coba digabungkan) padahal tidak cocok, yang ada malah akan merusak kualitas si objek 3D nantinya.

Penggunaan dua atau lebih filament untuk dijadikan satu jenis objek 3D mungkin dirasa boros bahan baku serta pengeluaran biaya menjadi berlebih, namun disamping itu, bila kita melakukannya dengan tepat, malah banyak hal positif yang kita dapatkan, selamat bereksperimen teman – teman! 😁😁


Gambar 1. Sumber: https://www.3dnatives.com/en/verbatim-durabio-eco-friendly-3d-printing-filament-041220185/

Gambar 2. Sumber: https://www.pricepulse.app/geeetech-a10m-3d-printer-with-mix-color-printing-a_us_9362130

Mengenal Filament ABS

Halo, selamat datang di Bony3D!

Setiap jenis filament yang ada saat ini, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing, tentu hal itu akan memudahkan kita untuk memilih mana yang sekiranya cocok untuk dijadikan objek 3D kita nanti.

Disamping itu, hadirnya banyak sekali jenis filament ini juga karena menyesuaikan makin beragamnya keperluan bagi si pencetak objek 3D. misal, ada yang ingin tahan suhu ekstrim, ada yang ingin memiliki tekstur yang lentur dan kuat, dan lain – lain.

Jadi, setiap jenis filament memang memiliki ciri khas, serta fungsi yang telah ditentukan oleh si produsen pembuat filamentnya.

Gambar 1. Filament ABS

Kali ini, mari kita bahas jenis filament, yang mungkin popularitasnya sebanding dengan PLA, yaitu ABS!

Filament ABS (Acrylonyte Butadine Styrene) adalah sebuah thermoplastic yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan Objek 3D dan memiliki sifat yang kaku dan tahan panas.

Karena memiliki sifat seperti, objek 3D yang menggunakan filament ABS sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan prototyping, alias bahan uji coba atau purwarupa dari sebuah produk, karena dapat bertahan dengan baik dari uji ketahanan maupun uji benturan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Filament ABS dapat bertahan dari suhu yang tinggi, makadari itu, saat ingin mencetaknya, diperlukan suhu nozzle yang tinggi pula agar dapat membuat filament ini menjadi cair. Suhu Nozzle yang disarankan adalah 230 – 260O Celcius, sedangkan untuk suhu Bed sendiri diangka 80 – 110O Celcius.

Gambar 2. Hasil Cetak Filament ABS

Kelebihan dari Filament ABS adalah memiliki struktur yang sangat kokoh serta kuat dan memiliki sifat yang keras, objek 3D dari Filament ini selain cocok dijadikan model prototype juga sangat bagus untuk dibuat suku cadang mesin.

Sedangkan kekurangannya adalah Filament ini agak sulit untuk dicetak, karena harus menggunakan suhu yang tinggi untuk Bed dan Nozzlenya, selain itu filament ABS juga akan mengeluarkan bau yang sedikit tidak sedap saat proses percetakan sedang berlangsung, namun hal itu akan berangsur mereda setelah objek 3D menjadi kering.

Meskipun penggunaaannya cenderung lebih sulit dari PLA, namun dari penjabaran serta kelebihan diatas lah yang membuat para pecinta 3D Printing suka menggunakan filament ini.


Gambar 1. Sumber: https://www.bhphotovideo.com/c/product/1367862-REG/bumat_3dbumabswh_1_75mm_bumat_abs_filament.html

Gambar 2. Sumber: https://www.matterhackers.com/store/l/grey-mh-build-series-tpu-flexible-filament-175mm-1kg/sk/MP3H95DH

Mengenal Filament PLA

Halo, selamat datang di Bony3D!

Filament adalah sebuah bahan yang terbuat dari campuran antara plastik dengan berbagai macam bahan yang ramah lingkungan. Fungsi dari Filament pada Printer 3D berteknologi FDM adalah sebagai bahan baku percetakan objek 3D.

Gambar 1. Filament PLA

Filament berbentuk seperti tali Panjang, yang di gulung dalam wadahnya, memiliki sifat yang lentur namun cenderung memiliki tekstur yang keras dan padat. Cara agar Filament dapat dicetak menjadi objek 3D adalah dengan cara memanaskannya. Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana caranya karena hal itu telah dikerjakan secara otomatis oleh sebuah komponen pada Printer 3D yang Bernama Extruder Hot End.

Kita bisa memilih untuk menentukan jenis filament apa yang sekiranya cocok dengan objek 3D yang akan kita buat, karena ada banyak jenis filament dipasaran saat ini. Untuk yang pertama, mari kita bahas Filament PLA, Filament yang paling popular saat ini!

PLA (Poly Lactic Acid) adalah sebuah polimer thermoplastic yang dibuat dari bahan yang biodegradable alias dapat diuraikan oleh organisme hidup, seperti tepung jagung, tepung kentang, tebu, dan akar tapioka. Sehingga membuat Filament PLA menjadi jenis bahan baku percetakan objek 3D yang paling ramah lingkungan.

Warnanya beragam dan tidak mempengaruhi kualitas, sehingga itu hanya sekedar pilihan warna, agar objek 3D yang dicetak nanti memiliki warna yang sama sesuai filament PLA nya.

Gambar 2. Filament PLA dan Objek 3D Darinya

Untuk suhu maksimal agar filament ini dapat meleleh sendiri beragam tergantung produsen yang membuatnya, namun umumnya cenderung berada di angka 215 – 235o C Celcius, sedangkan suhu Bed agar Filament PLA dapat menempel sendiri direkomendasikan untuk berada diangka 70o Celcius.

Kelebihan dari Filament PLA adalah sangat cocok digunakan bagi pemula karena penggunaannya yang simple dan tidak ribet, memiliki harga yang cenderung murah, serta memiliki hasil cetak yang bagus.

Kekurangannya sendiri yaitu Objek 3D yang menggunakan Filament PLA memiliki sifat yang  kaku atau tidak lunak serta cenderung sensitif terhadap suhu panas, sehingga lebih baik jangan taruh hasil cetak PLA diluar ruangan atau yang terkena sinar matahari.

Dilihat dari ciri – cirinya, serta kelebihan dan kekurangannya, Filament PLA ini seperti cocok untuk dibuat menjadi miniatur atau berbagai macam pajangan lain di rumah ya! 😁😁


Gambar 1. Sumber: https://www.bhphotovideo.com/c/product/1367864-REG/bumat_3dbumplabu_1_75mm_bumat_pla_filament.html

Gambar 2. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/2BOPGTI4-pla-3d-printer-filament-sunlu-pla-filament-1-75mm-dimensional-accuracy-0-02-mm-1-kg-spool-1-75mm-pla

Printer 3D Berteknologi FDM

Halo, selamat datang di Bony3D!

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang ikut serta bersaing dalam menciptakan Printer 3D yang terbaik. Tentu agar laku di pasaran, Print 3D yang baru dibuat ini harus memiliki keunggulan dan fitur yang berbeda.

Hal itu yang menyebabkan Printer 3D memiliki berbagai macam jenis untuk saat ini, itu bisa dilihat dari teknologi yang diaplikasikan, fiturnya, maupun mekanisme cara kerjanya.

Gambar 1. Printer 3D Berteknologi FDM

Teknologi FDM (Fused Deposition Modelling) untuk printer 3D adalah salah satu teknologi yang paling sering kita temui pada Printer 3D kebanyakan, apakah teknologi FDM itu? Mari kita bahas!

FDM (Fused Deposition Modelling) merupakan sebuah Teknik atau teknologi 3D Printing yang digunakan untuk mencetak produk berupa objek 3D menggunakan Filament sebagai bahan baku utama.

Teman – teman tidak salah baca, dari pengertiannya saja pasti sudah tahu, bahwa yang sering kita bahas adalah printer 3D yang berteknologi FDM ini!

Cara kerja Printer 3D berteknologi FDM yaitu pertama kita harus memasukkan Filament kedalam Extruder pada Printer Head, saat proses percetakan dimulai, Extruder akan mulai memanaskan Filament menjadi sedikit cair dari yang awalnya cenderung padat.

Gambar 2. Bagian Printer 3D FDM

Setelah itu, Filament yang cair akan dikeluarkan melalui Nozzle dan kemudian akan ditaruh di Bed, proses pembentukan objek 3D akan dimulai ketika Filament diarahkan menggunakan Printer Head pada sumbu X (Lebar), Y (Panjang), dan Z (Tinggi). Hal ini akan menciptakan suatu layer, proses ini dilakukan secara terus menerus sampai layer menumpuk, dari lapisan paling bawah sampai paling atas hingga tercipatalah objek 3D yang diinginkan.

Kelebihan dari teknologi FDM ini adalah banyaknya bahan yang bisa digunakan untuk mencetak objek 3d, mulai dari PLA, ABS, PVC, PETG dan masih banyak lagi, hasilnya juga bagus serta harganya juga murah dan dapat dengan mudah kita temukan di pasaran.

Sedangkan kekurangannya yaitu ukuran dalam pembuatan objek 3D nya terbatas karena dimensi percetakannya juga tidak terlalu besar.

Itu adalah penjelasan tentang teknologi FDM untuk 3D Printing, teknologi yang paling populer karena penggunaan cenderung mudah dan sederhana!


Gambar 1. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/O6B3R6C-anycubic-mega-pro-fdm-3d-printer-kit-2-in-1-3d-stereo-printer-laser-engraving-smart-auxiliary-leveli

Gambar 2. Sumber:https://encyclopedia.pub/item/revision/8661be5c522344bf4c61ad55c5d6a38d

Tips Merawat Printer 3D

Halo, selamat datang di Bony3D!

Ada berbagai macam alasan mengapa kita membeli Printer 3D, pertama, mungkin karena ingin kelihatan up to date karena bisa memiliki sebuah teknologi yang belum banyak dimiliki orang. Kedua, karena ingin menunjang hobi, dari Printer 3D kita bisa mencetak berbagai objek 3D seperti Gunpla, Miniatur, Diecast dan lain lain. Ketiga, sebagai alat yang membantu kita mencari uang, dari poin sebelumnya, kita bisa menjual objek 3d itu atau membuka jasa cetak melalui Printer 3D, dan masih banyak lagi alasannya.

Gambar 1. Alat Perawatan Printer 3D

Harga dari Printer 3D memang tidak bisa dikatan murah, harga terendahnya mungkin diatas 500 ribuan. Untuk itu sudah sewajarnya untuk menjaga Printer 3D bila kita memilikinya, agar awet dan bisa dugunakan dalam jangka waktu yang lama, serta agar hasil cetaknya juga maksimal.

Berikut adalah cara merawat Printer 3D menurut Bony3D!

1. Membersihkan Nozzle Secara Berkala

Nozzle yang merupakan saluran untuk mengeluarkan material Filament kerap kali mengalami kemacetan karena tersumbat oleh lelehan material, oleh karena itu komponen ini harus selalu dibersihkan secara berkala agar tak cepat rusak. Pertama-tama panaskan nozzle hingga mencapai suhu 150oC sebelum melepasnya dari extruder. Lalu gunakan bor kecil khusus untuk membersihkan nozzle dari kotoran yang menyumbat.

2. Membersihkan Heatbed Setelah Mencetak

Gambar 2. Membersihkan Bed

Sudah sewajarnya bila setelah kita mencetak objek 3D menggunakan filament, apalagi jenis ABS untuk selalu membersihkan permukaan Bed. Hal tersebut karena filamen itu sangat kuat menempel pada Bed sehingga ketika objek cetakan diangkat pun masih terdapat sisa-sisa filamen yang tertinggal.

Caranya pembersihannya mudah, mulai dengan memanaskan heatbed di suhu 35-40Β oC. Lalu semprotkan cairan pembersih kaca pada permukaan Bed dan tunggu beberapa saat, setelah itu kelupas sisa-sisa filamen memakai pisau kecil atau spatula.

3. Membersihkan Extruder Pasca Pencetakan

Pasca pencetakan ketika objek yang sudah jadi telah dilepas dari bed, biasanya masih terdapat kotoran yang melekat pada komponen Extruder Hot End. Kotoran tersebut berasal dari Filament yang terkabonisasi dan bekas cetakan.

Perawatan Extruder dilakukan dengan membersihkannya langsung setiap kali habis mencetak. Caranya dengan memanaskan extruder hingga mencapai suhu sekitar 120-150Β oC lalu lepas extruder dari mesin printer, selanjutnya bersihkan sisa-sisa kotoran yang menempel mengggunakan pinset.

4. Rutin Memperbarui Firmware

Firmware 3D Printer harus rutin diperbarui agar dapat menghasilkan cetakan yang semakin bagus dan dengan model terbaru. Update firmware ini biasanya otomatis terpasang dari pabrik yang mengembangkan printer Anda. Langkah untuk memperbaruinya yaitu dengan menjelajahi situs resmi produsen printer Anda dan mencari pembaruan terkini lalu klik update, Namun biasanya jika perangkat sedang tersambung ke WiFi, firmware akan otomatis terinstall sendiri dari cloud.

5. Gunakan Jenis Filamen yang Sesuai

Setiap jenis printer kebanyakan hanya mampu mencetak dengan filamen tertentu. Misal printer bertipe FDM hanya khusus untuk mencetak material plastik dan akan rusak jika digunakan mencetak material berjenis kayu atau logam. Meskipun sudah menggunakan jenis yang sesuai, Anda juga harus selektif memilih Filament yang kualitasnya bagus. Ikuti petunjuk dari pabrik tentang jenis filamen apa yang direkomendasikan untuk printer anda, tentu ini dilakukan agar hasil akhirnya sesuai dengan apa yang anda inginkan.


Gambar 1. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/1RIMMSI-aokin-13-pcs-3d-printer-nozzle-cleaning-kit-10-pcs-0-4mm-needles-cleaner-and-2-pcs-tweezers-cleaner-

Gambar 2. Sumber: https://hobbyhoarder.net/how-to-clean-glue/

Penjelasan Tentang Support

Halo, selamat datang di Bony3D!

Pada proses percetakan objek 3D, mekanismenya adalah dengan cara melelehkan Filament plastik dari yang tadinya agak padat menjadi sedikit cair sehingga mudah untuk digerakkan dan dibentuk oleh Printer Head menurut desain yang telah ditentukan, dibuat layer per layer, dari lapisan paling bawah, hingga ke paling atas.

Pada saat pertama kali proses dinyalakan, Filament akan ditaruh di Bed, itu adalah lapisan pertama, kemudian Printer Head hanya tinggal menambahkan lapisan per lapisan sampai jadi objek 3D yang utuh.

Pada contoh objek 3D yang sederhana, proses percetakannya akan berlangsung mudah, namun bila ada bagian objek 3D yang tidak memiliki struktur dibawahnya, Bagaimana caranya membuat? Sedangkan objek 3D harus dibuat dari lapisan paling bawah.

Gambar 1. Objek 3D Yang Disangga

Tidak usah pusing memikirkannya, ada kok jawabannya, yaitu dengan menambahkan Support!

Support adalah sebuah bagian tambahan dalam mencetak objek 3D, fungsinya yaitu untuk menyangga atau sebagai pijakan untuk membentuk lapisan objek 3D yang mengambang, atau tidak memiliki struktur dibawahnya.

Support ini dapat ditambahkan pada saat mendesain, sebelum dilakukan percetakan. Penambahan Support tidak akan membuat banyak perbedaan, proses percetakan akan terlihat sama saja.

Gambar 2. Support Pada Objek 3D

Karena fungsinya yaitu hanya untuk membantu proses percetakan agar bagian objek 3D yang tidak memiliki struktur dibawahnya bisa dicetak, maka sifat dari bagian Support ini tidaklah permanen, setelah objek 3D rampung dicetak, kita bisa menghilangkannya dengan cara memotongnya, lalu di amplas bila ingin mendapatkan hasil objek 3D yang mulus dan bersih.

Pada umumnya, Support dicetak dengan menggunakan bahan baku yang sama dengan objek 3D, ini utamanya dilakukan agar proses percetakan menjadi tidak ribet, padahal sebenarnya, kita bisa membuat objek 3D dengan Support menggunakan bahan yang berbeda. Namun, kita tidak bisa sembarangan mengombinasikan 2 buah bahan baku, karena sudah ada panduannya, hal ini dilakukan agar hasil akhir objek 3D tetap terjaga kualitasnya sehingga tidak membuat kita rugi karena sudah menggunakan dua buah bahan yang berbeda.

Gambar 3. Filament Yang Berbeda untuk Objek 3D dan Support

Kelebihan dari menggunakan dua bahan yang berbeda untuk objek 3D dan Support adalah yaitu bila tepat kombinasinya, bisa membuat support menjadi lebih mudah dilepas. Sedangkan kekurangannya yaitu penggunaan dua bahan yang berbeda, dirasa bisa merugikan bagi sang pencetak karena sifat Support yang sementara dan bukan bagian asli dari objek 3D.

Bisa dibilang Support ini saudaranya Infill, namun bila Infill sifatnya permanen dan akan terus melekat pada objek 3D, support tidak, kasian ya😒😁


Gambar 1. Sumber: https://3dprinterly.com/how-to-fix-resin-3d-print-support-separation/

Gambar 2. Sumber: https://www.sculpteo.com/en/3d-learning-hub/design-guidelines/understanding-3d-printing-supports/

Gambar 3. Sumber: https://www.fabbaloo.com/2020/06/colorfabb-releases-first-dissolvable-3d-print-support-material

Jenis Pola Infill

Halo, selamat datang di Bony3D!

Pernahkah teman – teman berpikir, bila kita mencetak sebuah objek 3D yang berongga, atau bagian dalam kosong, apakah akan dibiarkan begitu saja? Jawabannya tidak.

Sebenarnya, jawabannya pun tak harus tidak, karena merupakan sebuah pilihan, yang mana tergantung si pencetak, apakah dibiarkan kosong begitu saja, atau mau diisi dengan sesuatu.

Nah, sesuatu yang digunakan untuk mengisi bagian dalam objek 3D ini disebut dengan Infill.

Emangnya mengapa disebut sebuah pilihan? Apa keuntungan menggunakan Infill? Jadi gini, Infill merupakan sebuah part tambahan untuk objek 3D, bahan bakunya sama persis dengan objek 3D yang akan dicetak, keuntungan dari menggunakan Infill yaitu dapat menguatkan struktur objek 3D bila mana memiliki rongga atau kosong di bagian dalamnya. Sedangkan kekurangannya yaitu karena menggunakan bahan baku yang sama dengan objek 3D, maka akan lebih boros bahan baku untuk proses percetakan. Sampai situ jelas ya? Jadi bila kita tidak ingin boros Filament atau tidak ingin memiliki objek 3D yang kuat, ya tidak usah ditambahkan infill, bila ingin, ya sebaiknya ditambahi, begitu teman – teman!

Infill sendiri berbentuk pola, dengan model yang beragam tergantung kekuatannya, mari kita bahas jenis – jenisnya!

  1. Tipe pola berkekuatan rendah

Tipe pola infill berkekuatan rendah adalah yang paling dasar dan cenderung mudah diaplikasikan karena bentuknya yang sederhana, pola jenis ini memiliki 2 bentuk, yaitu: Pola bergaris dan Pola zig – zag

  1. Tipe pola berkekuatan sedang

Tentu saja, jenis pola ini memiliki struktur yang jauh lebih kuat daripada tipe pola berkekuatan rendah, namun dibalik itu, model pola ini membutuhkan bahan baku yang lumayan banyak karena bentuknya sedikit rumit, serta bila dicetak dapat membuat proses percetakan lebih lama, pola jenis ini memiliki 3 bentuk yaitu: Pola Grid, Pola Segitiga, dan Pola Tri-Hexagon.

  1. Tipe pola berkekuatan tinggi

Ini adalah jenis pola infill yang terbaik, memiliki struktur yang lengkap, dengan komplektivitas yang tinggi, sangat disarankan bila ingin memiliki struktur objek 3d yang jauh lebih kuat, pola ini memiliki 3 bentuk, yaitu: Pola Cubic, Pola Octet, dan Pola Gyroid.

Itu adalah jenis infill berdasarkan kekuatannya, di lain hari, pasti kita akan membahas bentuk – bentuk dari setiap jenis pola secara rinci, tetap stay tune ya!😊✌


Gambar 1 – 8. Sumber: https://3dprinterly.com/what-is-the-best-infill-pattern-for-3d-printing/

Apa Itu Infill?

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah objek 3 dimensi terbentuk melalui proses percetakan yang melibatkan pelelehan Filament plastik dari yang awalnya agak keras menjadi sedikit cair, sehingga mudah diarahkan oleh Printer Head.

Gambar 1. Beragam Pola Infill

Sesuai namanya, objek 3 dimensi ini adalah sebuah bidang berbentuk dan memiliki ruang didalamnya, ini dapat terjadi karena objek 3 dimensi dibuat melalui garis panjang, lebar dan tinggi, karena inilah yang menyebabkan pula sebuah objek 3 dimensi pasti memiliki volume.

Syarat sebelum melakukan peretakan adalah dengan membuat desain 3D modelnya terlebih dahulu, jenis desain ini bisa dibuat melalui aplikasi yang popular seperti SketchUp, Blender, AutoCAD, dan lain sebagainya.

Saat mendesain, tentu kita akan sangat fokus ya, karena model desain yang kita buat itu nanti akan mempengaruhi bagaimana hasilnya Objek 3D yang kita inginkan. Misalnya saat mendesain kita ternyata merasa ada yang kurang, dan sudah terlanjur melalui proses percetakan, yasudah, apa yang kita desain itu pula yang akan jadi nanti.

Namun ada satu bagian desain yang perlu ditambahkan saat sebelum mencetak, namanya adalah Infill!

Infill adalah suatu bagian tambahan pada Objek 3D dan berguna untuk mengisi bagian dalam Objek 3D agar tidak berongga atau kosong, sehingga strukturnya menjadi semakin kuat.

Gambar 2. Infill

Seperti yang disebutkan diparagraf sebelumnya, letak Infill memang berada didalam objek 3D itu sendiri. Bentuknya biasanya berpola, dengan model yang beragam tergantung jenis – jenisnya, apa yang membuat Infill ini dapat membuat struktur objek 3D lebih kuat adalah karena berada didalam objek 3D secara menyeluruh disemua bagian yang berongga, serta setiap pola Infill yang tersusun ini ibaratnya untuk memperapat struktur objek 3D. semakin rapat sebuah benda padat tentu akan membuat strukturnya makin kuat.

Infill bisa kita dapatkan dengan cara menambahi desain tersendiri di aplikasi pembuatan desain Objek 3D nya, biasanya aplikasi tersebut memiliki fitur tersebut, yang perlu kita lakukan adalah memilih bagaian mana yang perlu diisi, model polanya seperti apa, serta berapa tingkat kerapatannya.

Infill ini juga terbuat dari Filament yang sama seperti bahan baku pembuatan objek 3D nya, sehingga setelah dicetak akan terlihat seperti objek 3D nya, tidak ada yang beda.

Sebenarnya kita tidak wajib kita menabhakan Infill, ini hanya dibutuhkan bagi objek 3D yang memiliki rongga saja, meski menambah penggunaan Filament plastik saat dicetak, tapi siapa sih yang gak mau objek 3D nya jadi lebih kuat dan aman? HeheheπŸ˜‰βœŒ


Gambar 1. Sumber: https://all3dp.com/2/infill-3d-printing-what-it-means-and-how-to-use-it/

Gambar 2. Sumber: https://www.autodesk.com/products/fusion-360/blog/how-to-build-sustainable-3d-printing-infill-practices/

Keranjang Belanja