bony3d

Mengenal Lead Screw

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah Printer 3D berfungsi untuk mencetak objek 3D sesuai dengan desain yang telah kita tentukan. Ketika proses itu sedang berjalan, ada sebuah komponen yang dikenal dengan nama Motor Stepper.

Motor Stepper adalah sebuah bagian dari mesin printer 3D yang memiliki mesin penggerak didalamnya, dan berfungsi untuk menggerakkan Printer Head melalui sumbu X (ke kanan dan ke kiri) dan sumbu Z (ke atas dan ke bawah), dan menjalankan Bed untuk bergerak di sumbu Y (ke depan dan ke belakang).

Gambar 1. Lead Screw pada Printer 3D

Bentuk dari Motor Stepper sendiri tak ubahnya sama seperti dynamo, karena itulah bagian elektris dari Motor Stepper hanya akan menggerakkan gir saja. Jika ingin menggerakkan Printer Head melalui sumbu X dan Bed melalui sumbu Y, kita tinggal menambahkan Timing Belt diantara 2 Motor Stepper, sehingga kedua komponen itu dapat bergerak.

Bagaimana dengan sumbu Z? apakah kita bisa menggerakkan Printer Head melewati Frame Printer 3D hanya dengan menggunakan sebuah karet? Tidak, karena itu kita akan menggunakan solusi lain, yaitu dengan memasangkan Lead Screw.

Lead Screw adalah sebuah skrup secara bentuk yang terbuat dari logam maupun material sejenisnya, namun memiliki dimensi yang lebih besar dan lebih Panjang. Lead Screw ini ada yang versi Bergerigi dan tidak.

Secara umum, fungsi dari dipasangnya Lead Screw adalah sebagai media agar Printer Head yang didalamnya terdapat Extruder Hot End serta Nozzle dapat bergerak dijalur sumbu Z, alias di arah keatas dan kebawah.

Dengan adanya Lead Screw ini membuat printer 3D dapat mencetak melalui ketiga sumbu secara lengkap. Moto Stepper yang bergerak saat proses percetakan, tentu akan memutar gir, bila dipasangkan dengan Lead Screw, maka gir ini akan diganti. Jadi, dari yang awalnya memutar gir kemudian akan memutar Lead Screw.

Gambar 2. Aneka Macam Lead Screw

Di bagian frame, atau kerangka Printer sendiri ada dua buah braket di bagian sebelah kanan dan kiri, selain dipasangi Motor Stepper dan Timing Belt agar printer Head dapat bergerak ke kanan dan ke kiri, fungsi lain dari braket ini adalah untuk dimasuki Lead Screw, ketika Lead Screw berputar, pergerakannya akan menjadi seperti skrup, yaitu akan bergerak melingkari meskipun dalam kasus ini yaitu naik dan turun.

Dengan adannya Lead Screw ini, pergerakan Printer Head untuk jalur Z akan lebih maksimal, karena bisa menyangga braket jauh lebih baik, serta dapat bergerak jauh lebih maksimal.


Gambar 1. Sumber: https://www.motioncontroltips.com/leadscrews-lead-in-3d-printing-manufacturing-and-medical-designs/

Gambar 2. Sumber: https://sea.banggood.com/id/3D-Printer-T8-1-or-2-or-4-or-8-or-12-or-14mm-400mm-Lead-Screw-8mm-Thread-With-Copper-Nut-For-Stepper-Motor-p-1112700.html?cur_warehouse=CN

Tentang Timing Belt

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah Printer 3D berfungsi untuk mencetak objek 3D sesuai dengan desain yang telah kita tentukan. Ketika proses itu sedang berjalan, ada sebuah komponen yang dikenal dengan nama Motor Stepper.

Motor Stepper adalah sebuah bagian dari mesin printer 3D yang memiliki mesin penggerak didalamnya, dan berfungsi untuk menggerakkan Printer Head melalui sumbu X (ke kanan dan ke kiri) dan sumbu Z (ke atas dan ke bawah), dan menjalankan Bed untuk bergerak di sumbu Y (ke depan dan ke belakang).

Gambar 1. Timing Belt

Bentuk dari Motor Stepper sendiri tak ubahnya sama seperti dynamo, untuk itu, agar dapat menjalankan berbagai komponen lain, perlu menggunakan sebuah karet Panjang yang berungsi mirip rantai, dalam dunia 3D Printing, itu disebut dengan nama Timing Belt.

Timing Belt adalah sebuah komponen dalam sistem pergerakan Printer 3D yang berbentuk seperti karet bergerigi dan berfungsi sebagai penyalur gerakan dari gir motor pada motor stepper.

Letak Timing Belt sendiri bersebelahan, atau bahkan bisa disebut menempel pada Motor Stepper. Karena memiliki kegunaan layaknya rantai, Timing Belt ini biasanya diletakkan diantara dua Motor Stepper.

Motor Stepper sendiri bergerak secara elektris, itu artinya pergerakannya dipengaruhi oleh tenaga listrik yang mengaliri Printer 3D. kita hanya tinggal memasang dua buah Motor Stepper, karena arah geraknya sama, maka dengan itulah kita bisa memasang Timing Belt.

Gambar 2. Timing Belt pada Printer 3D

Timing Belt yang bergerak seperti rantai ini ditaruh di sumbu gerak X alias di jalur ke kiri dan ke kanan sebagai tempat dipasangnya Printer Head, dan jalur ke depan dan ke belakang sebagai tempat dipasangnya Bed. Mengapa tidak sekalian dipasang di jalur Z alias di jalur ke atas dan ke bawah? Karena penggunaan material karet dirasa kurang kuat untuk menopang berbagai macam komponen di frame Printer 3D agar bisa bergerak ke atas dan kebawah.

Solusinya untuk permasalahan itu yaitu dengan menggunakan komponen lain, dan itu disebut dengan Lead Screw.

Ya, jadi itulah Timing Belt, komponen seperti Printer Head dan Bed ini dipasang melalui benda ini lho, jadi bisa ikut bergerak sesuai arah gerak Motor Steppernya!


Gambar 1. Sumber: https://www.amazon.com/2GT-Timing-Belt-Closed-Loop/dp/B07GX9Q5SG

Gambar 2. Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/2gt-GT2-timing-belt-open-width-60672570953.html

Pentingnya Bearing di Printer 3D

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah Printer 3D berfungsi untuk mencetak objek 3D sesuai dengan desain yang telah kita tentukan. Ketika proses itu sedang berjalan, ada sebuah komponen yang dikenal dengan nama Motor Stepper.

Motor Stepper adalah sebuah bagian dari mesin printer 3D yang memiliki mesin penggerak didalamnya, dan berfungsi untuk menggerakkan Printer Head melalui sumbu X (ke kanan dan ke kiri) dan sumbu Z (ke atas dan ke bawah), dan menjalankan Bed untuk bergerak di sumbu Y (ke depan dan ke belakang).

Gambar 1. Bearing

Sebenarnya, Motor Stepper tidaklah bisa menggerakkan komponen di Printer 3D secara mandiri, alias membutuhkan bantuan komponen lain.

Untuk menggerakkan Printer Head ke kanan dan ke kiri, serta Bed ke depan dan ke belakang, bisa dengan memasang Timing Belt diantara 2 gir Motor Stepper karena pergerakannya mudah. Sedangkan Menggerakkan Printer Head keatas dan kebawah, karena harus menyangga bagian braket yang terpasang di frame, lebih baik menggunakan Lead Screw karena lebih tahan beban.

Saat Printer 3D sedang menjalankan proses percetakan, tentu akan ada komponen yang saling bergerak, bila dipikir secara mentah, pergerakan antar komponen itu bisa berbahaya, terutama yang digerakkan oleh Motor Stepper, kenapa? Karena bila bergesakan dapat mengurangi fungsi, juga dapat membuatnya menjadi rusak.

Untuk itulah, disetiap bagian Printer 3D yang bergerak, pasti dipasangi Bearing!

Bearing, atau mungkin lebih dikenal dengan nama Leker, adalah sebuah komponen yang terbuat dari logam, atau material sejenisnya yang berfungsi untuk menjaga gesekan antar komponen yang bergerak, sehingga dapat melakukan pekerjaannya dengan jauh lebih maksimal.

Sebenarnya tak ada yang berbeda antara penggunaan Bearing pada mesin otomotif dengan mesin Printer 3D, penggunaan, perawatan dan cara kerjanya sama.

Bearing pada Printer 3D dapat kita temukan pada braket Frame yang bisa bergerak naik dan turun, pada bagian dalam Printer Head, dan masih banyak lagi.

Gambar 2. Bearing di dalam Braket

Dengan adanya Bearing ini membuat kerja antar komponen menjadi lebih maksimal karena tidak perlu berurusan dengan gesekan, cara merawatnya pun mudah, kita hanya perlu memberi grease, atau pelumas secara rutin bilamana dirasa sudah waktunya.

Praktis sekali ya!


Gambar 1. Sumber: https://anugerahjayabearing.com/deep-groove-ball-bearings-spesifikasi.html

Gambar 2. Sumber: https://www.newwayairbearings.com/news/blog/8675/air-bearings-3d-printing/

Peran 3D Printing pada Pengecoran Logam

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah hasil cetak dari printer 3D, yang berbentuk objek 3D adalah sebuah objek yang dapat dibuat menjadi berbagai macam bentuk dan rupa. Inilah mengapa peran para desainer sangat penting!

Bagi pendesain atau pembuat objek 3D, mencetaknya biasanya tergantung keinginan atau pesanan, bagi yang punya printer 3d hanya sekedar untuk belajar dan dijadikan pemuas hobi saja, tentu apa yang kita inginkan, selagi bisa atau punya desainnya pasti bisa terwujud. Sedangkan bagi yang membuka jasa printer 3D, biasanya mendesainkan tergantung permintaan pelanggan.

Gambar 1. Pengecoran Logam

Jadi usaha percetakan 3D inipun bisa berkolaborasi dengan jenis usaha lain, termasuk pada usaha pengecoran logam.

Penasaran bagaimana bisa teknologi 3D Printing dengan pengecoran logam dapat Bersatu, simak pembahasan kali ini ya!

Jadi sebelumnya mari kita cari tahu dulu, apa itu pengecoran logam.

Pengecoran logam adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk mengehasilkan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.

Proses ini sendiri berlangsung dimulai dengan pemilihan jenis logam, sekiranya mana yang cocok dengan jenis proyek yang akan dikerjakan, apakah membutuhkan besi, Steinless Steel, kuningan, atau jenis logam lainnya.

Setelah itu, menentukan bentuk dari logam yang ingin dicetak, atau Bahasa mudahnya yaitu menentukan bagian isi cetakan. Di proses inilah teknologi 3D Printing dapat berperan, karena isi cetakan atau yang biasa disebut dengan nama Pattern, cenderung dibuat dari benda padat seperti kayu, lilin, plastik, dam bahan semacamnya.

Tentu akan memakan waktu yang lama bila harus mendesain dan membuatnya secara manual dengan tangan, melalui 3D Printing, kita bisa mendesain Pattern atau bentuk yang kita mau dan tinggal mencetaknya saja melalui printer 3D, setelah menunggu sebentar dan jadi, maka Pattern pun siap.

Gambar 2. Pattern Pengecoran Logam

Setelah Pattern jadi, selanjutnya akan dimasukkan kedalam pasir cetak. Setelah mengering, pattern akan dikeluarkan, dan lubang atau rongga yang tercipta didalam pasir cetak yang mengeras akan membentuk sesuai Patttern, ini dinamakan Cavity.

Dengan adanya Cavity, kita siap untuk memasukkan logam cair panas kedalamnya, dan setelah mengering, hasil cor logam sesuai apa yang kita inginkan pun jadi!

Bagaimana, keren sekali ya bisa melihat kolaborasi antar teknologi ini, satu sama lain bisa salin membantu, pekerjaan pun bisa diselesaikan menjadi lebih mudah 😉🤟


Gambar 1. Sumber: https://wira.co.id/pengecoran-logam/

Gambar 2. Sumber: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl/article/download/3334/2509

Mengenal Layer Fan

Halo, selamat datang di Bony3D!

Saat proses percetakan objek 3D sedang berlangsung, Filament akan dipanaskan oleh sebuah komponen yang bernama Extruder Hot End.

Filament sendiri adalah sebuah bahan yang terbuat dari campuran anara plastik polimer dengan berbagai macam bahan kimia lainnya yang umumnya ramah lingkungan dan berfungsi sebagai bahan baku penyusun objek 3D.

Pada awalnya, Filament berbentuk seperti tali yang berdiameter agak besar, bersifat lunak tapi memiliki stuktur yang padat sehingga bisa dikatan bahwa Filament itu keras.

Gambar 1. Kipas Pendingin Filament

Karena itulah, Filament perlu dipanaskan agar bisa mencair, karena setelah berada di bentuk itu, Filament menjadi lebih mudah diatur arahnya oleh Printer Head sehingga dapat dibentuk menjadi objek 3D yang utuh.

Namun setelah dibentuk layer demi layer, dari lapisan paling bawah sampai paling atas, tentu Filament cair yang terbuat dari plastik ini pada dasarnya akan mengering dalam jangka waktu yang beragam tergantung suhu disekitar yang mempengaruhi perubahan wujudnya.

Agar proses pendinginan menjadi lebih cepat dan tidak perlu bergantung pada suhu alami yang akan merubah dan mendinginkan filament cair, maka hadirlah Layer Fan untuk melakukan kerja itu.

Gambar 2. Layer Fan Printer 3D

Layer Fan adalah sebuah kipas kecil yang digerakkan melalui tenaga elektris dan terletak disebelah Nozzle, fungsinya adalah untuk mendinginkan setiap layer yang dibentuk oleh Filament cair, yang dikeluarkan oleh Nozzle sehingga proses pendinginan Objek 3D keseluruhan juga menjadi lebih cepat.

Bentuk dari Layer Fan sendiri hampir sama seperti Cooling Fan kebanyakan, hanya saja memiliki dimensi yang lebih kecil, ukuran yang terkenal yaitu 40 x 40 mm dan 30 x 30 mm. Kipas khusus untuk pengeringan Filament ini juga memiliki tipe yang berbising dan tidak berbising, juga karena merupakan sebuah alat yang digerakan secara elektris, kemampuan kecepatan putaran Layer Fan ini dapat kita atur sesuka hati.

Namun, seperti yang kita kita ketauhi, setiap Filament itu memiliki ciri khas dan keunikan masing – masing, dan itu ternyata juga berdampak pada penggunaan atau pemasangan Layer Fan.

Layer Fan cocok digunakan dengan kekuatan penuh pada penggunaan Filament PLA, perlu mengurangi kekuatannya menjadi setengah pada Filament PETG, serta lebih baik tidak menggunakannya pada Filament ABS, karena ABS cenderung mudah mengering sehingga ditakutkan malah akan merusak atau membuat objek 3D menjadi rapuh dan gampang pecah.

Kebanyakan part atau komponen untuk Printer 3D ini berdimensi kecil – kecil ya, namun fungsinya penting sekali, memang kecil – kecil cabe rawit! 😉🤟


Gambar 1. Sumber: https://id.aliexpress.com/item/32682330891.html

Gambar 2. Sumber: https://3dsolved.com/over-extrusion-curling-on-corners-how-to-easily-fix-it/

Tentang Penggabungan Filament

Halo, selamat datang di Bony3D!

Sebuah objek 3D yang dihasilkan melalui proses percetakan menggunakan printer 3D, umumnya menggunakan suatu bahan utama untuk dijadikan sebagai penyusun wujudnya.

Gambar 1. Ragam Filament

Sebenarnya tidak ada instruksi khusus untuk menggunakan satu jenis bahan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Filament, namun keperluanlah yang memaksa kita. Kenapa? Karena tentu saja, meggunakan satu jenis bahan itu memudahkan proses percetakan sehingga waktu percetakannya menjadi lebih cepat.

Jika ingin mengombinasikan filament, entah itu 2 atau lebih jenis bahan, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, karena beberapa printer 3D sejak awal didesain untuk hanya dapat mencetak menggunakan satu jenis bahan saja, itu artinya kita harus mengupgrade part bagian printer 3D, utamanya bagian Extruder.

Gambar 2. Printer 3D yang Menggunakan 2 Filament

Satu buah Extruder tentu hanya bisa dipasangkan dengan satu Filament, bila lebih jelas tidak muat karena perbedaan ukuran diameter gabungan Filament dan Extruder akan terlihat. Solusinya adalah dengan menambahkan satu jenis lagi sepasang Extruder Cold End dan Hot End, serta mengupgrade Firmware printer agar bisa menjalankan prcetakan menggunakan 2 buah Filament.

Dengan dua buah Extruder Hot End, maka 2 Filament dapat dipanaskan, kemudian akan dikeluarkan melalui Nozzle, dan filament cair inilah yang akan digabung, dan dibentuk bersama menjadi objek 3D yang utuh.

Kelebihan yang bisa kita dapat dari usaha mengombinasikan Filament adalah kita bisa mendapatkan ciri khas unik, entah itu kemampuan atau kelebihannya dari masing – masing Filament, untuk kemudian diaplikasikan kedalam suatu objek 3D.

Bayangkan kita menggabungkan Filament yang memiliki kemampuan untuk dapat tahan dari suhu yang tinggi dengan Filament yang mampu tahan banting, jika kita memilih menggunakan salah satu saja, pasti kemampuan yang satunya tidak dapat digunakan bukan? Itulah mengapa akhirnya dilakukan penggabungan.

Sedangkan kekurangannya adalah, kita tidak bisa asal mengombinasikan Filament karena sudah ada panduannya, bila tetap memaksa (mungkin karena tertarik dengan kemampuan khusus suatu Filament dan sembarang ingin coba digabungkan) padahal tidak cocok, yang ada malah akan merusak kualitas si objek 3D nantinya.

Penggunaan dua atau lebih filament untuk dijadikan satu jenis objek 3D mungkin dirasa boros bahan baku serta pengeluaran biaya menjadi berlebih, namun disamping itu, bila kita melakukannya dengan tepat, malah banyak hal positif yang kita dapatkan, selamat bereksperimen teman – teman! 😁😁


Gambar 1. Sumber: https://www.3dnatives.com/en/verbatim-durabio-eco-friendly-3d-printing-filament-041220185/

Gambar 2. Sumber: https://www.pricepulse.app/geeetech-a10m-3d-printer-with-mix-color-printing-a_us_9362130

Mengenal Filament ABS

Halo, selamat datang di Bony3D!

Setiap jenis filament yang ada saat ini, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing, tentu hal itu akan memudahkan kita untuk memilih mana yang sekiranya cocok untuk dijadikan objek 3D kita nanti.

Disamping itu, hadirnya banyak sekali jenis filament ini juga karena menyesuaikan makin beragamnya keperluan bagi si pencetak objek 3D. misal, ada yang ingin tahan suhu ekstrim, ada yang ingin memiliki tekstur yang lentur dan kuat, dan lain – lain.

Jadi, setiap jenis filament memang memiliki ciri khas, serta fungsi yang telah ditentukan oleh si produsen pembuat filamentnya.

Gambar 1. Filament ABS

Kali ini, mari kita bahas jenis filament, yang mungkin popularitasnya sebanding dengan PLA, yaitu ABS!

Filament ABS (Acrylonyte Butadine Styrene) adalah sebuah thermoplastic yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan Objek 3D dan memiliki sifat yang kaku dan tahan panas.

Karena memiliki sifat seperti, objek 3D yang menggunakan filament ABS sangat cocok untuk dijadikan sebagai bahan prototyping, alias bahan uji coba atau purwarupa dari sebuah produk, karena dapat bertahan dengan baik dari uji ketahanan maupun uji benturan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Filament ABS dapat bertahan dari suhu yang tinggi, makadari itu, saat ingin mencetaknya, diperlukan suhu nozzle yang tinggi pula agar dapat membuat filament ini menjadi cair. Suhu Nozzle yang disarankan adalah 230 – 260O Celcius, sedangkan untuk suhu Bed sendiri diangka 80 – 110O Celcius.

Gambar 2. Hasil Cetak Filament ABS

Kelebihan dari Filament ABS adalah memiliki struktur yang sangat kokoh serta kuat dan memiliki sifat yang keras, objek 3D dari Filament ini selain cocok dijadikan model prototype juga sangat bagus untuk dibuat suku cadang mesin.

Sedangkan kekurangannya adalah Filament ini agak sulit untuk dicetak, karena harus menggunakan suhu yang tinggi untuk Bed dan Nozzlenya, selain itu filament ABS juga akan mengeluarkan bau yang sedikit tidak sedap saat proses percetakan sedang berlangsung, namun hal itu akan berangsur mereda setelah objek 3D menjadi kering.

Meskipun penggunaaannya cenderung lebih sulit dari PLA, namun dari penjabaran serta kelebihan diatas lah yang membuat para pecinta 3D Printing suka menggunakan filament ini.


Gambar 1. Sumber: https://www.bhphotovideo.com/c/product/1367862-REG/bumat_3dbumabswh_1_75mm_bumat_abs_filament.html

Gambar 2. Sumber: https://www.matterhackers.com/store/l/grey-mh-build-series-tpu-flexible-filament-175mm-1kg/sk/MP3H95DH

Mengenal Filament PLA

Halo, selamat datang di Bony3D!

Filament adalah sebuah bahan yang terbuat dari campuran antara plastik dengan berbagai macam bahan yang ramah lingkungan. Fungsi dari Filament pada Printer 3D berteknologi FDM adalah sebagai bahan baku percetakan objek 3D.

Gambar 1. Filament PLA

Filament berbentuk seperti tali Panjang, yang di gulung dalam wadahnya, memiliki sifat yang lentur namun cenderung memiliki tekstur yang keras dan padat. Cara agar Filament dapat dicetak menjadi objek 3D adalah dengan cara memanaskannya. Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana caranya karena hal itu telah dikerjakan secara otomatis oleh sebuah komponen pada Printer 3D yang Bernama Extruder Hot End.

Kita bisa memilih untuk menentukan jenis filament apa yang sekiranya cocok dengan objek 3D yang akan kita buat, karena ada banyak jenis filament dipasaran saat ini. Untuk yang pertama, mari kita bahas Filament PLA, Filament yang paling popular saat ini!

PLA (Poly Lactic Acid) adalah sebuah polimer thermoplastic yang dibuat dari bahan yang biodegradable alias dapat diuraikan oleh organisme hidup, seperti tepung jagung, tepung kentang, tebu, dan akar tapioka. Sehingga membuat Filament PLA menjadi jenis bahan baku percetakan objek 3D yang paling ramah lingkungan.

Warnanya beragam dan tidak mempengaruhi kualitas, sehingga itu hanya sekedar pilihan warna, agar objek 3D yang dicetak nanti memiliki warna yang sama sesuai filament PLA nya.

Gambar 2. Filament PLA dan Objek 3D Darinya

Untuk suhu maksimal agar filament ini dapat meleleh sendiri beragam tergantung produsen yang membuatnya, namun umumnya cenderung berada di angka 215 – 235o C Celcius, sedangkan suhu Bed agar Filament PLA dapat menempel sendiri direkomendasikan untuk berada diangka 70o Celcius.

Kelebihan dari Filament PLA adalah sangat cocok digunakan bagi pemula karena penggunaannya yang simple dan tidak ribet, memiliki harga yang cenderung murah, serta memiliki hasil cetak yang bagus.

Kekurangannya sendiri yaitu Objek 3D yang menggunakan Filament PLA memiliki sifat yang  kaku atau tidak lunak serta cenderung sensitif terhadap suhu panas, sehingga lebih baik jangan taruh hasil cetak PLA diluar ruangan atau yang terkena sinar matahari.

Dilihat dari ciri – cirinya, serta kelebihan dan kekurangannya, Filament PLA ini seperti cocok untuk dibuat menjadi miniatur atau berbagai macam pajangan lain di rumah ya! 😁😁


Gambar 1. Sumber: https://www.bhphotovideo.com/c/product/1367864-REG/bumat_3dbumplabu_1_75mm_bumat_pla_filament.html

Gambar 2. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/2BOPGTI4-pla-3d-printer-filament-sunlu-pla-filament-1-75mm-dimensional-accuracy-0-02-mm-1-kg-spool-1-75mm-pla

Printer 3D Berteknologi FDM

Halo, selamat datang di Bony3D!

Saat ini, sudah banyak perusahaan yang ikut serta bersaing dalam menciptakan Printer 3D yang terbaik. Tentu agar laku di pasaran, Print 3D yang baru dibuat ini harus memiliki keunggulan dan fitur yang berbeda.

Hal itu yang menyebabkan Printer 3D memiliki berbagai macam jenis untuk saat ini, itu bisa dilihat dari teknologi yang diaplikasikan, fiturnya, maupun mekanisme cara kerjanya.

Gambar 1. Printer 3D Berteknologi FDM

Teknologi FDM (Fused Deposition Modelling) untuk printer 3D adalah salah satu teknologi yang paling sering kita temui pada Printer 3D kebanyakan, apakah teknologi FDM itu? Mari kita bahas!

FDM (Fused Deposition Modelling) merupakan sebuah Teknik atau teknologi 3D Printing yang digunakan untuk mencetak produk berupa objek 3D menggunakan Filament sebagai bahan baku utama.

Teman – teman tidak salah baca, dari pengertiannya saja pasti sudah tahu, bahwa yang sering kita bahas adalah printer 3D yang berteknologi FDM ini!

Cara kerja Printer 3D berteknologi FDM yaitu pertama kita harus memasukkan Filament kedalam Extruder pada Printer Head, saat proses percetakan dimulai, Extruder akan mulai memanaskan Filament menjadi sedikit cair dari yang awalnya cenderung padat.

Gambar 2. Bagian Printer 3D FDM

Setelah itu, Filament yang cair akan dikeluarkan melalui Nozzle dan kemudian akan ditaruh di Bed, proses pembentukan objek 3D akan dimulai ketika Filament diarahkan menggunakan Printer Head pada sumbu X (Lebar), Y (Panjang), dan Z (Tinggi). Hal ini akan menciptakan suatu layer, proses ini dilakukan secara terus menerus sampai layer menumpuk, dari lapisan paling bawah sampai paling atas hingga tercipatalah objek 3D yang diinginkan.

Kelebihan dari teknologi FDM ini adalah banyaknya bahan yang bisa digunakan untuk mencetak objek 3d, mulai dari PLA, ABS, PVC, PETG dan masih banyak lagi, hasilnya juga bagus serta harganya juga murah dan dapat dengan mudah kita temukan di pasaran.

Sedangkan kekurangannya yaitu ukuran dalam pembuatan objek 3D nya terbatas karena dimensi percetakannya juga tidak terlalu besar.

Itu adalah penjelasan tentang teknologi FDM untuk 3D Printing, teknologi yang paling populer karena penggunaan cenderung mudah dan sederhana!


Gambar 1. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/O6B3R6C-anycubic-mega-pro-fdm-3d-printer-kit-2-in-1-3d-stereo-printer-laser-engraving-smart-auxiliary-leveli

Gambar 2. Sumber:https://encyclopedia.pub/item/revision/8661be5c522344bf4c61ad55c5d6a38d

Tips Merawat Printer 3D

Halo, selamat datang di Bony3D!

Ada berbagai macam alasan mengapa kita membeli Printer 3D, pertama, mungkin karena ingin kelihatan up to date karena bisa memiliki sebuah teknologi yang belum banyak dimiliki orang. Kedua, karena ingin menunjang hobi, dari Printer 3D kita bisa mencetak berbagai objek 3D seperti Gunpla, Miniatur, Diecast dan lain lain. Ketiga, sebagai alat yang membantu kita mencari uang, dari poin sebelumnya, kita bisa menjual objek 3d itu atau membuka jasa cetak melalui Printer 3D, dan masih banyak lagi alasannya.

Gambar 1. Alat Perawatan Printer 3D

Harga dari Printer 3D memang tidak bisa dikatan murah, harga terendahnya mungkin diatas 500 ribuan. Untuk itu sudah sewajarnya untuk menjaga Printer 3D bila kita memilikinya, agar awet dan bisa dugunakan dalam jangka waktu yang lama, serta agar hasil cetaknya juga maksimal.

Berikut adalah cara merawat Printer 3D menurut Bony3D!

1. Membersihkan Nozzle Secara Berkala

Nozzle yang merupakan saluran untuk mengeluarkan material Filament kerap kali mengalami kemacetan karena tersumbat oleh lelehan material, oleh karena itu komponen ini harus selalu dibersihkan secara berkala agar tak cepat rusak. Pertama-tama panaskan nozzle hingga mencapai suhu 150oC sebelum melepasnya dari extruder. Lalu gunakan bor kecil khusus untuk membersihkan nozzle dari kotoran yang menyumbat.

2. Membersihkan Heatbed Setelah Mencetak

Gambar 2. Membersihkan Bed

Sudah sewajarnya bila setelah kita mencetak objek 3D menggunakan filament, apalagi jenis ABS untuk selalu membersihkan permukaan Bed. Hal tersebut karena filamen itu sangat kuat menempel pada Bed sehingga ketika objek cetakan diangkat pun masih terdapat sisa-sisa filamen yang tertinggal.

Caranya pembersihannya mudah, mulai dengan memanaskan heatbed di suhu 35-40 oC. Lalu semprotkan cairan pembersih kaca pada permukaan Bed dan tunggu beberapa saat, setelah itu kelupas sisa-sisa filamen memakai pisau kecil atau spatula.

3. Membersihkan Extruder Pasca Pencetakan

Pasca pencetakan ketika objek yang sudah jadi telah dilepas dari bed, biasanya masih terdapat kotoran yang melekat pada komponen Extruder Hot End. Kotoran tersebut berasal dari Filament yang terkabonisasi dan bekas cetakan.

Perawatan Extruder dilakukan dengan membersihkannya langsung setiap kali habis mencetak. Caranya dengan memanaskan extruder hingga mencapai suhu sekitar 120-150 oC lalu lepas extruder dari mesin printer, selanjutnya bersihkan sisa-sisa kotoran yang menempel mengggunakan pinset.

4. Rutin Memperbarui Firmware

Firmware 3D Printer harus rutin diperbarui agar dapat menghasilkan cetakan yang semakin bagus dan dengan model terbaru. Update firmware ini biasanya otomatis terpasang dari pabrik yang mengembangkan printer Anda. Langkah untuk memperbaruinya yaitu dengan menjelajahi situs resmi produsen printer Anda dan mencari pembaruan terkini lalu klik update, Namun biasanya jika perangkat sedang tersambung ke WiFi, firmware akan otomatis terinstall sendiri dari cloud.

5. Gunakan Jenis Filamen yang Sesuai

Setiap jenis printer kebanyakan hanya mampu mencetak dengan filamen tertentu. Misal printer bertipe FDM hanya khusus untuk mencetak material plastik dan akan rusak jika digunakan mencetak material berjenis kayu atau logam. Meskipun sudah menggunakan jenis yang sesuai, Anda juga harus selektif memilih Filament yang kualitasnya bagus. Ikuti petunjuk dari pabrik tentang jenis filamen apa yang direkomendasikan untuk printer anda, tentu ini dilakukan agar hasil akhirnya sesuai dengan apa yang anda inginkan.


Gambar 1. Sumber: https://www.ubuy.co.id/en/product/1RIMMSI-aokin-13-pcs-3d-printer-nozzle-cleaning-kit-10-pcs-0-4mm-needles-cleaner-and-2-pcs-tweezers-cleaner-

Gambar 2. Sumber: https://hobbyhoarder.net/how-to-clean-glue/

Keranjang Belanja